Worldcoin Ditolak di Hong Kong: Pelanggaran Privasi dan Masa Depan Crypto
Jakarta, Pintu News – Worldcoin, proyek ambisius yang bertujuan untuk memberikan identitas digital kepada setiap orang di dunia, kembali menghadapi hambatan. Kali ini, regulator privasi Hong Kong, Office of the Privacy Commissioner for Personal Data (PCPD), memerintahkan Worldcoin Foundation untuk menghentikan semua operasinya di wilayah tersebut. Alasannya, praktik Worldcoin dianggap melanggar peraturan privasi setempat. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Pengumpulan Data Biometrik yang Berlebihan
PCPD menemukan bahwa Worldcoin telah mengumpulkan data biometrik wajah dan iris dari setidaknya 8.302 individu selama beroperasi di Hong Kong.
Setelah melakukan 10 inspeksi rahasia di enam lokasi Worldcoin pada bulan Desember 2023 dan Januari 2024, PCPD menyimpulkan bahwa pengumpulan informasi biometrik yang begitu luas “tidak perlu dan berlebihan.” Tindakan tersebut dianggap melanggar prinsip-prinsip perlindungan data berdasarkan undang-undang privasi Hong Kong.
Baca Juga: 3 Crypto AI Teratas yang Bisa Melonjak 100% di Juni 2024!
Perdebatan Verifikasi Identitas
PCPD juga menyoroti bahwa Worldcoin menyimpan data pribadi hingga 10 tahun untuk melatih model AI dalam proses verifikasi pengguna. Periode penyimpanan data yang panjang ini dianggap “terlalu lama” oleh PCPD. Selain itu, PCPD menyatakan bahwa ada alternatif yang “kurang mengganggu privasi” untuk membuktikan identitas seseorang.
Penolakan Worldcoin di Hong Kong bukanlah yang pertama. Proyek ini juga menghadapi kesulitan di berbagai wilayah terkait pengumpulan data identitas digital.
Pada bulan Maret, Korea Selatan memulai penyelidikan menyusul keluhan tentang pengumpulan informasi pribadi oleh Worldcoin. Spanyol dan Portugal juga telah menginstruksikan proyek tersebut untuk berhenti mengumpulkan data biometrik pengguna.
Baca Juga: Rekomendasi Crypto Hari Ini (28/5): NOT, FLOKI, dan WIF
Dukungan dan Kekhawatiran
Meskipun menghadapi penolakan di beberapa wilayah, Worldcoin juga mendapat dukungan dari beberapa pihak. Billy Luedtke, Pendiri dan CEO startup identitas terdesentralisasi ‘Intuition’, memuji proyek tersebut. Luedtke menekankan pentingnya verifikasi sumber informasi manusia di tengah kemajuan AI yang pesat.
Ia berpendapat bahwa Worldcoin dan proyek identitas terdesentralisasi lainnya “secara aktif mengatasi tantangan ini, menyediakan alat untuk membantu individu menegaskan kemanusiaan mereka di dunia online di mana membedakan kehadiran manusia semakin kompleks.”
Namun, kekhawatiran tentang privasi data tetap valid. Jerry Li, Co-Founder dan CEO Artela Network, menafsirkan penghentian operasi Worldcoin di Hong Kong sebagai indikasi sikap ketat dan proaktif wilayah tersebut terhadap regulasi crypto, khususnya terkait privasi data dan pengumpulan data biometrik.
Pendekatan ketat ini kemungkinan akan menjadi preseden di kawasan APAC, mendorong proyek crypto lainnya untuk memprioritaskan privasi data dan kepatuhan terhadap peraturan setempat.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Cointelegraph. Worldcoin Ban Privacy Regulation AI. Diakses pada tanggal 28 Mei 2024
- Crypto Potato. Worldcoin’s Biometric Data Collection Violates Privacy Laws: Hong Kong’s Regulator. Diakses pada tanggal 28 Mei 2024
- Featured Image: Cryptoslate