Virtual Reality: Bangkit dari Abu Metaverse dan Menuju Masa Depan
Jakarta, Pintu News – Dunia teknologi sedang dihebohkan dengan munculnya Metaverse, sebuah ruang virtual bersama yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, bersosialisasi, dan terlibat dalam berbagai aktivitas.
Namun, setelah 3 tahun berlalu, Metaverse gagal mempertahankan perhatian dunia bisnis dan dianggap telah mati. Di sisi lain, virtual reality (VR) justru menunjukkan potensi besar dan diperkirakan akan menjadi hal besar berikutnya di dunia crypto.
Metaverse: Hype yang Gagal
Metaverse sempat menjadi pusat perhatian selama beberapa tahun terakhir, memikat para penggemar dan investor. Namun, hype tersebut memudar setelah hanya tiga tahun, dengan Metaverse gagal mempertahankan perhatian dunia bisnis. Meskipun didefinisikan sebagai ruang virtual bersama yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, bersosialisasi, dan terlibat dalam berbagai aktivitas, Metaverse gagal memenuhi potensinya.
Baca Juga: Komunitas dYdX Setujui Staking 20 Juta Token untuk Tingkatkan Keamanan
Salah satu bukti kegagalan Metaverse adalah kerugian besar yang dialami Meta, perusahaan teknologi raksasa yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook. Reality Labs, divisi penelitian virtual dan augmented reality Meta, telah kehilangan $46,5 miliar dalam investasi Metaverse sejak didirikan pada tahun 2019.
Akibat kerugian ini, Meta dilaporkan telah berhenti menawarkan metaverse kepada para penasihatnya. Perusahaan teknologi lainnya, Disney, juga mengalami kegagalan serupa. Divisi Metaverse Disney ditutup pada tahun 2023, hanya setahun setelah dibentuk, untuk memangkas biaya sebesar $5,5 miliar.
Virtual Reality: Potensi yang Menjanjikan
Berbeda dengan Metaverse, virtual reality (VR) menunjukkan potensi yang lebih besar dan diperkirakan akan menjadi hal besar berikutnya di dunia crypto. VR memungkinkan pengguna untuk mengalami dunia virtual yang imersif dan interaktif, membuka berbagai kemungkinan baru dalam berbagai bidang, termasuk gaming, pendidikan, dan kesehatan.
Meta, meskipun mengalami kerugian besar di bidang Metaverse, justru meraih kesuksesan dengan investasi VR-nya. Pada tahun 2023, Meta merilis headset VR, Meta Quest 3, yang dijual seharga $499.
Masa Depan VR dan Metaverse
Meskipun Metaverse gagal memenuhi potensinya, VR justru menunjukkan potensi besar untuk pengalaman yang transformatif. Para inovator dan pengembang terus mendorong batas-batas VR, menggunakannya untuk meningkatkan produktivitas, mendorong kreativitas, dan merevolusi kolaborasi.
Kombinasi VR dan Metaverse juga terlihat menjanjikan, terutama dalam pengaturan kerja. Dengan meningkatnya pengaturan kerja jarak jauh dan fleksibel, Metaverse menawarkan kemungkinan baru untuk kolaborasi dan produktivitas.
Kesimpulan
Metaverse gagal memenuhi potensinya dan dianggap telah mati, tetapi virtual reality (VR) justru menunjukkan potensi besar dan diperkirakan akan menjadi hal besar berikutnya di dunia crypto.
VR menawarkan pengalaman imersif dan interaktif, membuka berbagai kemungkinan baru dalam berbagai bidang. Meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi, VR memiliki masa depan yang cerah dan dapat mengubah cara kita bekerja, belajar, dan bermain.
Baca Juga: Likuidasi SOL FTX Estate: Langkah Strategis atau Kebangkitan Pasar Crypto?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Cointelegraph. Virtual Reality Metaverse Market Adoption. Diakses pada tanggal 8 April 2024
- TechTarget. Metaverse pros and cons: Top benefits and challenges. Diakses pada tanggal 8 April 2024
- Featured Image: UploadVR