SWIFT Rangkul Chainlink untuk Meningkatkan Pontensi Tokenisasi Aset, Bagaimana Dampaknya?

author:

Array

SWIFT Rangkul Chainlink untuk Meningkatkan Pontensi Tokenisasi Aset, Bagaimana Dampaknya?

SWIFT (The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications), lembaga keuangan internasional yang menghubungkan bank di seluruh dunia, telah berhasil mengintegrasikan teknologi blockchain Chainlink (LINK) ke dalam infrastrukturnya melalui sebuah eksperimen.

Kolaborasi ini menjanjikan solusi untuk masalah interoperabilitas antar jaringan blockchain dan potensi besar untuk tokenisasi aset dunia nyata. Bahas lebih lanjut, yuk!

Tokenisasi Aset dan Potensi Pasar Triliunan Dolar

Dilansir dari Cointelegraph, dalam laporan yang berjudul “Menghubungkan blockchain: Mengatasi fragmentasi dalam aset tokenisasi,” SWIFT menyimpulkan bahwa pendekatan yang lebih inkremental yang menghubungkan sistem yang ada dengan blockchain “lebih masuk akal” untuk pengembangan pasar dalam waktu dekat, dibandingkan dengan menyatukan mata uang digital bank sentral (CBDC), deposito dan aset yang ditokenisasi dalam satu buku besar yang disatukan.

Baca juga: Chainlink Luncurkan Protokol Cross-Chain, Guncang Dunia Blockchain dan Pasar Modal Tradisional!

Dalam kolaborasinya, SWIFT dan Chainlink fokus pada tokenisasi aset sebagai salah satu aplikasi utama dari teknologi blockchain. Tokenisasi memungkinkan aset dunia nyata seperti saham, properti, atau komoditas diwakili oleh token digital.

Menurut data dari sebuah jajak pendapat oleh SWIFT, lebih dari 97% investor institusional percaya bahwa tokenisasi aset dunia nyata memiliki potensi untuk “merevolusi manajemen aset dan menjadi kekuatan positif di industri.”

Namun, potensi ini juga datang dengan tantangan, terutama dalam hal keamanan dan regulasi. Oleh karena itu, SWIFT dan Chainlink berfokus pada pembuatan infrastruktur yang aman dan terpercaya untuk tokenisasi.

Mengatasi Masalah Interoperabilitas

kolaborasi chainlink dan swift
Sumber: U Today

Lebih lanjut, salah satu tantangan terbesar dalam adopsi blockchain adalah masalah interoperabilitas antar jaringan. SWIFT dan Chainlink berusaha mengatasi masalah ini dengan menggunakan Protokol Interoperabilitas Lintas-Rantai (CCIP) Chainlink.

SWIFT juga mengungkapkan bahwa Chainlink adalah bagian dari eksperimen untuk menciptakan “lapisan abstraksi perusahaan” yang menghubungkan jalur pembayaran internasional dengan blockchain Ethereum.

“Eksperimen kami telah menunjukkan dengan jelas bahwa infrastruktur Swift yang aman dan tepercaya dapat menyediakan titik konektivitas pusat tersebut, menghilangkan hambatan besar dalam pengembangan tokenisasi dan membuka potensinya,” kata Tom Zschach, Chief Innovation Officer SWIFT.

Baca juga: Swift dan Chainlink Uji Coba Koneksi Institusi Keuangan ke Jaringan Blockchain

Dampak pada Institusi Keuangan dan Pasar

Menurut laporan, eksperimen yang dilakukan SWIFT melibatkan institusi keuangan besar seperti BNY Mellon, Citi, Euroclear, dan Lloyds Banking Group. Ini menunjukkan bahwa Chainlink tidak hanya berfungsi sebagai protokol abstraksi data tetapi juga memainkan peran yang lebih vital dalam ekosistem blockchain.

Dengan keberhasilan ini, SWIFT berencana untuk terus bekerja dengan komunitas keuangan untuk memahami kasus penggunaan paling konkret untuk adopsi aset yang ditokenisasi.

Pada akhirnya, kolaborasi antara SWIFT dan Chainlink menunjukkan langkah maju signifikan dalam mengatasi masalah interoperabilitas dan membuka potensi besar untuk tokenisasi aset. Meskipun masih ada tantangan hukum dan operasional yang perlu diatasi, eksperimen ini menandai sebuah titik balik dalam adopsi blockchain di institusi keuangan mainstream.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array