Stablecoin: Masa Depan Mata Uang Digital di AS dan Singapura
Dalam dunia yang semakin digital, mata uang crypto menjadi topik hangat di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Singapura. Dua negara ini sedang berupaya mengatur dan memanfaatkan teknologi ini, terutama stablecoin, sebuah jenis crypto yang nilainya diikat dengan aset stabil seperti dolar AS.
Stablecoin: Solusi Regulasi Crypto di Amerika Serikat
Di tengah kampanye pemilihan presiden AS 2024, banyak anggota kongres belum menentukan sikap mereka terhadap regulasi crypto, termasuk stablecoin. Menurut Bill Hughes, direktur senior dan penasihat hukum global Consensys, regulasi stablecoin seharusnya menjadi prioritas utama bagi para pembuat undang-undang.
Hughes berpendapat bahwa stablecoin adalah bagian penting dari ekosistem crypto dan merupakan salah satu penggunaan terbaik teknologi blockchain. Namun, ada beberapa hambatan kebijakan yang perlu diatasi.
Baca Juga: Stablecoin, Mata Uang Digital yang Menyelamatkan Argentina dari Krisis Ekonomi
Salah satunya adalah RUU kripto dari Senator Massachusetts, Elizabeth Warren, yang bertujuan untuk menekan penggunaan ilegal aset digital. Meski mendapat dukungan, RUU ini dianggap bermasalah dalam menangani Anti-Pencucian Uang.
Sebaliknya, RUU Clarity for Payment Stablecoins Act yang diperkenalkan oleh Patrick McHenry, ketua Komite Layanan Keuangan DPR, dianggap lebih masuk akal.
Paxos: Stablecoin Berbasis Dolar AS di Singapura
Sementara itu, di Singapura, Paxos, sebuah perusahaan broker crypto, berencana untuk menerbitkan stablecoin berbasis dolar AS. Paxos baru saja mendapatkan lisensi awal dari Otoritas Moneter Singapura untuk menawarkan layanan token pembayaran digital.
Dengan mendapatkan persetujuan penuh, Paxos akan bekerja sama dengan klien perusahaan untuk menerbitkan stablecoin berbasis dolar AS.
Menurut Walter Hessert, Kepala Strategi Paxos, permintaan global terhadap dolar AS sangat kuat, namun masih sulit bagi konsumen di luar AS untuk mendapatkan dolar dengan aman, andal, dan di bawah perlindungan regulasi. Dengan menerbitkan stablecoin berbasis dolar AS, Paxos berharap dapat menarik lebih banyak pelanggan di tengah permintaan stablecoin yang tinggi.
Paragraf Penutup
Dengan perkembangan ini, tampaknya stablecoin akan menjadi bagian penting dari masa depan crypto. Baik di Amerika Serikat maupun Singapura, upaya sedang dilakukan untuk mengatur dan memanfaatkan teknologi ini. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk isu regulasi dan penerimaan publik.
Baca Juga: Kerjakan Regulasi Stablecoin Baru, Hong Kong Tolak Stablecoin Satu Ini
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Cointelegraph. Stablecoin Bill ‘No-Brainer’: ConsenSys Director. Diakses pada tanggal 24 November 2023
- Coindesk. Stablecoin Issuer Paxos Plans New US Dollar-Backed Token for Singapore Operations. Diakses pada tanggal 24 November 2023