Skandal Jual Beli Saham oleh Bankir Rusia di Perusahaan Crypto Copper Terungkap!
Dalam perkembangan terbaru yang mengejutkan, seorang bankir Rusia yang terkena sanksi diketahui telah menjual saham senilai lebih dari £15 juta di perusahaan crypto Copper, yang dipimpin oleh mantan kanselir Philip Hammond. Transaksi ini menimbulkan kekhawatiran tentang kepatuhan terhadap sanksi dan transparansi dalam penggunaan mata uang crypto. Apa yang sebenarnya terjadi? Simak berita lengkapnya disini!
Transaksi Mencurigakan di Copper
Mikhail Klyukin, bankir Rusia yang terkena sanksi, menjual sahamnya di Copper Technologies, sebuah perusahaan crypto yang berbasis di London. Klyukin, yang memiliki lebih dari 2% saham di perusahaan, masuk dalam daftar sanksi Gedung Putih pada Maret 2022 karena perannya di Sovcombank, bank Rusia yang dekat dengan Vladimir Putin.
Transaksi ini dilakukan untuk menghilangkan Klyukin dari daftar pemegang saham Copper. Copper diketahui telah bertindak sebagai perantara antara Klyukin dan pembeli, mengumpulkan pembayaran dalam sterling dari pembeli, yang membayar lebih dari £15 juta untuk saham tersebut. Kemudian, Copper mengonversi sterling menjadi crypto dan mentransfer aset digital tersebut kepada Klyukin.
Baca Juga: Kompak Larang Crypto, Kini Iran dan Rusia Bekerja Sama Luncurkan Stablecoin
Pertanyaan tentang Kepatuhan dan Transparansi
Transaksi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang penggunaan mata uang crypto dan transparansi metode pembayaran yang sering kali tidak jelas. Penggunaan crypto untuk mentransfer dana kepada Klyukin bisa menjadi faktor yang memperburuk situasi, menurut para ahli hukum.
Pakar hukum sanksi menyarankan bahwa tindakan paling bijaksana adalah membekukan saham tersebut, bukan membiarkannya dijual. Transaksi ini juga menimbulkan risiko karena AS cenderung menafsirkan yurisdiksinya secara luas. Copper menyangkal bahwa mereka bertindak sebagai “perantara” dalam penjualan saham tersebut.
Baca Juga: Ini Alasan Rusia Buru-Buru Adopsi CBDC di Tengah Hukuman Perang
Copper: Perusahaan Crypto yang Berkembang
Di sisi lain, Copper, yang didirikan pada tahun 2018 oleh Dmitry Tokarev, adalah perusahaan penyimpanan dan pialang crypto untuk investor institusional. Copper bertujuan untuk mengubah cara investor institusional berinteraksi dengan aset digital, menyediakan infrastruktur yang aman untuk penyimpanan, perdagangan, dan solusi perantara utama.
Copper telah mengembangkan infrastruktur inovatif, termasuk ClearLoop, kerangka kerja yang menghubungkan berbagai bursa dalam satu lingkaran perdagangan yang aman dengan penyelesaian waktu nyata di berbagai jaringan. Ini memungkinkan Copper menjadi gerbang utama ke aset digital bagi investor institusional.
Kesimpulan
Penjualan saham oleh bankir Rusia yang terkena sanksi di perusahaan crypto Copper menyoroti tantangan yang dihadapi industri crypto dalam hal kepatuhan dan transparansi. Sementara Copper terus berkembang sebagai pemimpin dalam penyimpanan crypto institusional, kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat dan kepatuhan hukum dalam transaksi crypto.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- The Guardian. Russian banker who is under sanctions sold £15m of shares in Philip Hammond crypto firm Copper. Diakses 21 Desember 2023.
- BIT Blog. Introducing Copper.co – World’s Leading Cryptocurrency Custody Firm. Diakses 21 Desember 2023.
- The Block. Crypto custody firm Copper launches custodian-agnostic settlement network for institutional clients. Diakses 21 Desember 2023.