Skandal FTX: Pengacara Pailit Tidak Bersekongkol dengan FTX!
Jakarta, Pintu News – Sebuah investigasi independen terhadap firma hukum Sullivan & Cromwell LLP, yang mengawasi kebangkrutan FTX, menemukan bahwa firma tersebut tidak menyadari kondisi keuangan yang mengkhawatirkan dan penipuan yang mendasarinya yang menyebabkan keruntuhan bursa yang dulunya berkembang pesat tersebut.
Mantan jaksa Amerika Serikat, Robert Cleary, melakukan investigasi dan mencatat bahwa meskipun para pengacara di Sullivan & Cromwell membuat pernyataan palsu saat mewakili FTX, mereka melakukannya tanpa mengetahui bahwa pernyataan tersebut salah. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Kontroversi seputar Penunjukan Pengacara
Ketika awalnya dipilih untuk mengawasi proses kebangkrutan, firma hukum itu dihadapkan pada kecaman dari kreditur yang prihatin dan mantan pelanggan platform tersebut, yang menganggap bahwa pekerjaan pra-kebangkrutan firma hukum dengan FTX mengorbankan integritas dan objektivitas kekuatan hukum tersebut.
Pada 17 November 2022, FTX mengajukan Kepailitan Bab 11 setelah serangkaian perkembangan yang mengkhawatirkan yang berujung pada keruntuhan total bursa tersebut.
Seminggu sebelum keruntuhan yang kini terkenal, Binance mencoba untuk mengakuisisi FTX dan memulai kesepakatan non-binding untuk membeli bursa tersebut dan mengambil alih operasinya sehari-hari. Pasar bereaksi negatif terhadap kabar akuisisi itu, dan Token FTX (FTT) jatuh nilainya dari sekitar $22 menjadi $5,50 dalam satu hari perdagangan.
Baca Juga: FTX Bikin Pengguna Murka, Harga Klaim Aset Kripto Jauh di Bawah Pasar!
Tudingan ke Arah FTX
Hanya 24 jam kemudian, Binance membatalkan kesepakatan yang tentatif, dengan alasan kekhawatiran terhadap posisi keuangan FTX, pencampuran dana nasabah, dan laporan penyelidikan awal dari otoritas AS terhadap bursa yang banyak digunakan itu.
Pembatalan kesepakatan itu lebih memperburuk keruntuhan FTX, memperparah ketakutan yang sudah meluas bahwa ada sesuatu yang tidak beres di perusahaan tersebut. Beberapa hari setelah Binance mengusulkan dan kemudian mencabut kembali kesepakatan itu, laporan media mulai muncul bahwa sekitar $1 miliar aset nasabah hilang dari FTX.
Hal ini memicu lebih banyak penarikan dana dari bursa tersebut karena nasabah berusaha keras menarik uang mereka dari platform yang tengah runtuh.
Kesimpulan
Skandal FTX mengguncang dunia kripto dengan terungkapnya ketidakmampuan pengacara dalam mengidentifikasi masalah mendasar yang mengarah pada kebangkrutan bursa tersebut. Tindak lanjut terhadap temuan investigasi ini akan menjadi penting untuk memulihkan kepercayaan publik dan menetapkan standar yang lebih ketat dalam pengawasan dan perlindungan bagi nasabah dan pemegang saham crypto.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Cointelegraph. Investigation: FTX Bankruptcy Lawyer Didn’t Conspire with FTX. Diakses tanggal 25 Mei 2024.
- Yahoo Finance. FTX Bankruptcy Lawyers Were Not Part of Conspiracy, Investigation Finds. Diakses tanggal 25 Mei 2024.
- The Wall Street Journal. FTX Examiner Backs Sullivan & Cromwell as Failed Exchange’s Bankruptcy Counsel. Diakses tanggal 25 Mei 2024.
- Featured Image: Bitcoin Sistemi