Skandal Keamanan Binance Terbongkar, Akses Rahasia Dijual Bebas? Ini yang Sebenarnya Terjadi!
Bayangkan jika data pribadi kamu yang tersimpan di platform crypto bisa diakses oleh siapa saja. Itulah yang terjadi saat seorang peretas menawarkan akses ke panel permintaan penegak hukum Binance dengan harga $10.000. Kejadian ini mengguncang dunia crypto dan menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan data pengguna. Apa yang sebenarnya terjadi?
Akses Eksklusif untuk Penegak Hukum Dijual?
Seorang pengguna di forum peretasan mengklaim memiliki akses ke panel yang seharusnya hanya bisa diakses oleh penegak hukum di Binance. Akses ini dijual dengan harga $10.000 dalam bentuk Bitcoin atau Monero.
Dengan akses ini, seseorang bisa membuat permintaan tanpa batas yang akan dijawab dalam waktu tiga hingga tujuh hari. Panel ini memungkinkan pencarian data pengguna menggunakan email, nomor telepon, nomor dokumen, TXID, atau dompet crypto.
Meskipun belum dipastikan keasliannya, penjual mengklaim telah menguji akses tersebut dan menyatakan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai privasi dan keamanan data pengguna.
Baca Juga: Setelah Hentikan Perdagangan dengan Rubel Rusia, Binance Rencanakan Strategi Baru!
Kredensial Penegak Hukum Dikompromikan
Binance menggunakan layanan pihak ketiga bernama Kodex untuk memvalidasi permintaan dari penegak hukum. Namun, kredensial yang digunakan untuk mengakses panel ini diduga telah dikompromikan.
Kredensial tersebut didapatkan dari tiga komputer yang terinfeksi malware. Kredensial yang bocor ini diketahui milik petugas dari Biro Investigasi Kriminal Taiwan, Kepolisian Uganda, dan Grup Anti-Siber Kejahatan dari Kepolisian Nasional Filipina.
Ini menunjukkan bahwa bahkan lembaga penegak hukum pun tidak kebal dari serangan siber, meningkatkan risiko keamanan informasi yang sensitif.
Baca Juga: Buntut dari Skandal, Binance akan Membayar Denda ke CFTC Senilai $2,7 Miliar!
Binance dan Masalah Regulasi yang Membayangi
Binance sendiri sedang menghadapi masalah hukum di Filipina, dengan ancaman larangan operasi karena berstatus sebagai bursa yang tidak terdaftar. Mantan CEO Binance, Changpeng “CZ” Zhao, juga telah diperintahkan untuk membayar denda sebesar $150 juta karena melanggar Undang-Undang Pertukaran Komoditas dan peraturan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas.
Insiden ini menambah daftar panjang masalah yang dihadapi Binance dan menyoroti pentingnya keamanan data dalam industri crypto. Penggunaan layanan pihak ketiga dan kompromi kredensial penegak hukum menimbulkan pertanyaan serius tentang seberapa aman data pengguna yang disimpan di platform crypto.
Kasus penjualan akses ilegal ini bukan hanya mengancam privasi pengguna, tetapi juga integritas industri crypto secara keseluruhan. Kejadian ini harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan keamanan dan transparansi dalam menjaga data pengguna.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Cointelegraph. Hacker Offers Access to Binance Law Enforcement Request Panel, Asks $10K in Crypto. Diakses pada tanggal 20 Desember 2023
- Coindesk. Access to Binance’s Law Enforcement Request Panel Is for Sale for $10K. Diakses pada tanggal 20 Desember 2023