Salut! Korea Selatan Investasikan Rp3 Miliar Untuk Ekosistem Metaverse?

author:

Array

Salut! Korea Selatan Investasikan Rp3 Miliar Untuk Ekosistem Metaverse?

Dilansir Coingeek pada 5 Januari 2023, Amerika Serikat, China, Inggris, dan Singapura adalah beberapa negara yang muncul setiap kali Metaverse disebutkan. Namun kini, di saat negara Barat sedang mempelajari spekulasi aset digital lebih dalam, Korea Selatan telah memetakan rencana untuk menaklukkan Metaverse. Menjadi salah satu populasi paling paham teknologi di dunia dengan pemerintah yang bertekad untuk mendigitalkan negaranya, Korea Selatan bangkit untuk mendominasi teknologi Metaverse dan tampaknya akan mempertahankan keunggulannya ini pada tahun 2023 dan seterusnya.

Korea Selatan Siapkan Dana Untuk Ekosistem Metaverse

Korea Selatan Siapkan Dana Untuk Ekosistem Metaverse
Sumber: Freepik

Pada bulan Februari tahun 2022, Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dan Sains Korea Selatan telah mengumumkan akan menginvestasikan KRW224 miliar (US$190 juta) yang setara dengan hampir Rp3 miliar, ke ekosistem Metaverse nasional. Kementerian juga berjanji untuk memberikan dukungan aktif ke sektor tersebut, termasuk melalui hackathon, sebuah kompetisi pemrograman, dan kontes pengembang untuk menarik talenta terbaik. Bentuk dukungan ini bertujuan untuk mendidik dan melatih lebih dari 40.000 developer di Metaverse.

Dalam 10 bulan sejak itu, api revolusi Metaverse di negara Asia Timur itu semakin membara. Sejak awal, Korea Selatan siap menjadi pemain besar di Metaverse. Lebih dari 90% populasi memiliki setidaknya satu perangkat pintar, dengan lebih dari 10% memiliki aset digital.

Selain itu, menurut sebuah penelitian, Kores Selatan adalah rumah bagi salah satu pasar game terbesar di dunia, menempati urutan empat besar, dengan lebih dari 33 juta pemain. Data menunjukkan bahwa sejak 2016, sebelumnya hanya perusahaan Amerika Serikat yang telah mengajukan lebih banyak paten Metaverse. LG Electronics dan Samsung masing-masing menduduki peringkat tertinggi untuk paten Metaverse secara global.

Baca juga: Korea Selatan Akan Luncurkan ID Digital di Blockchain Pada Tahun 2024

Ambisi Korea Dalam Perkembangan Metaverse

Dilansir Coingeek, ambisi Metaverse Korea Selatan lebih dari sekedar paten. Di Seoul, ibu kota dan kota terbesar, negara ini secara agresif berinvestasi dalam teknologi, dan menuai keuntungan.

Seoul menjadi kota pertama secara global yang meluncurkan platform administrasi publik virtual pertama, yang dikenal sebagai Metaverse Seoul. Dalam versi beta-nya, Metaverse Seoul sudah mengundang ribuan warga Seoul untuk bermain game dan mengunjungi balai kota virtual. Rencana lima tahunnya adalah untuk memungkinkan penduduk mengajukan keluhan resmi, mengajukan izin, menghadiri kelas virtual yang ditawarkan oleh Universitas Terbuka Seoul, dan banyak lagi. Hebatnya lagi, Metaverse Seoul juga termasuk ke dalam TIME’s Best Inventions of 2022.

Banyak Perusahaan Besar Korea Selatan Luncurkan Metaverse

Beberapa perusahaan teknologi dan telekomunikasi terbesar Korea juga telah meluncurkan proyek Metaverse, bersaing untuk memimpin revolusi baru.

Pada 2019, Kakao, yang terkenal dengan industri perpesanan dan raksasa Internet, meluncurkan Klaytn Foundation untuk menargetkan proyek blockchain dan Metaverse. Sejak saat itu, Kakao mengumumkan telah mengeluarkan dana $500 juta untuk proyek-proyek blockchain dan Metaverse.

Perusahaan selanjutnya, yaitu Naver, si raksasa Internet lainnya, telah mendirikan Zepeto, platform Metaverse yang diklaim perusahaan menarik lebih dari 20 juta pengguna setiap bulan.

Pada tahun 2022 lalu, SK Telecom telah meluncurkan Ifland, sebuah platform Metaverse sosial. Ifland telah mengumpulkan setidaknya 13 juta pengguna dan diperluas ke 49 negara.

Selain itu, bank di Korea Selatan juga ikut terjun ke dunia Metaverse. Tiga bank terbesar, seperti KB Kookmin Bank, Shinhan Financial Group, dan NongHyup Financial Group, semuanya sudah berada pada tahap lanjutan inisiatif untuk perbankan Metaverse.

Meski begitu, ada satu rintangan besar, di mana pemerintah melarang adanya game play-to-earn. Larangan ini terbentuk karena adanya budaya anti-judi di Korea Selatan.

Korea Selatan Menginginkan Metaverse Untuk Masa Depan

Korea Selatan Inginkan Metaverse Untuk Masa Depan
Sumber: Freepik

Meski larangan game play-to-earn yang mendapatkan banyak kritik dari penggemar blockchain, aplikasi yang dibangun di atas Bitcoin SV dan berskala tak terbatas dengan biaya terendah, terus menyelesaikan tantangan sehari-hari dengan cara yang paling inovatif.

Di Metaverse, Transmira memimpin dengan platform Omniscape-nya yang memungkinkan bisnis apa pun terjun ke ruang virtual dan augmented reality. Transmira memudahkan pengguna untuk menawarkan produk atau promosinya, dan dapat menghasilkan uang.

Robert Rice, pendiri Transmira, menyimpulkan dengan mengatakan, “Orang-orang menginginkan Metaverse yang akan memengaruhi hidup mereka.”

Selain itu, Sangmin “Sam” Seo selaku perwakilan direktur dari Klaytn Foundation mengatakan,

“Kami mencoba menemukan platform yang lebih menarik yang dapat membantu orang bekerja dan juga memberikan mereka kesenangan sekaligus hiburan. Dan saya pikir itu sebabnya orang sangat antusias tentang Metaverse, dan mengapa Metaverse menjadi area baru bagi orang Korea dan pemerintah Korea.”


Referensi:

Array