Regulasi Finansial Amerika Sertikat Ungkap Potensi Bahaya dari AI, Apa Saja Risikonya?

author:

Array

Regulasi Finansial Amerika Sertikat Ungkap Potensi Bahaya dari AI, Apa Saja Risikonya?

Ketika inovasi teknologi semakin memasuki ranah keuangan, sebuah laporan dari regulator finansial Amerika Serikat mengungkapkan potensi bahaya yang mungkin timbul. Laporan tahunan yang dirilis menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat. Kamu perlu waspada, karena tanpa pengawasan yang memadai, AI bisa menjadi ancaman serius bagi stabilitas sistem finansial.

AI di Dunia Keuangan: Inovasi atau Ancaman?

Regulator finansial AS, yang tergabung dalam Financial Stability Oversight Council (FSOC), menekankan pentingnya pengawasan terhadap AI. Mereka mengakui bahwa AI dapat meningkatkan inovasi dan efisiensi, namun juga membawa risiko baru yang belum sepenuhnya dipahami.

Baca juga: Melalui Converge 2, OpenAI Siapkan Dana Investasi Senilai $1 Juta untuk Startup AI!

FSOC, yang dipimpin oleh Sekretaris Keuangan AS Janet Yellen, menyarankan agar perusahaan dan regulator meningkatkan pemahaman mereka tentang AI. AI yang kompleks dan teknis tinggi menimbulkan tantangan bagi lembaga keuangan untuk menjelaskan dan memantau penggunaannya.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa tanpa pemahaman yang komprehensif, hasil yang bias atau tidak akurat mungkin terlewatkan. Ini menunjukkan pentingnya transparansi dan pemahaman yang mendalam tentang alat-alat AI yang digunakan dalam sektor keuangan.

Risiko Keamanan Siber dan Privasi Data

AI sering kali bergantung pada set data eksternal yang luas dan vendor pihak ketiga, yang menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan keamanan siber. FSOC menyoroti bahwa kerjasama dengan pihak ketiga ini memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pelanggaran data yang dapat merugikan konsumen dan institusi.

Regulator seperti U.S. Securities and Exchange Commission telah mulai memeriksa penggunaan AI oleh perusahaan-perusahaan finansial. Penggunaan AI yang tidak terkontrol dapat membuka celah bagi serangan siber yang semakin canggih.

Oleh karena itu, laporan tersebut menyarankan agar perusahaan dan regulator memperkuat sistem keamanan mereka. Mereka harus memastikan bahwa data sensitif pelanggan dilindungi dengan baik dan sistem AI yang digunakan tidak mudah diretas.

Baca juga: Terobosan Baru: Uni Eropa Tetapkan Aturan Ketat untuk AI!

Panggilan Global untuk Regulasi AI yang Etis

artificial intelligence
MarkTechPost

Paus Fransiskus telah menyuarakan keprihatinannya terhadap ancaman AI terhadap kemanusiaan. Dalam sebuah surat, ia mendesak adanya perjanjian internasional untuk mengatur pengembangan AI secara etis. Hal ini untuk menghindari risiko “diktator teknologi” yang dapat terjadi tanpa kontrol yang tepat.

Tokoh teknologi seperti Elon Musk dan Steve Wozniak juga telah menyatakan kekhawatiran mereka. Mereka bersama lebih dari 2.600 pemimpin dan peneliti teknologi menandatangani petisi yang mendesak penghentian sementara pengembangan AI. Mereka menekankan risiko yang dapat ditimbulkan oleh kemajuan AI yang melampaui GPT-4 terhadap masyarakat dan kemanusiaan.

Dengan kemajuan AI yang begitu pesat, penting bagi kamu untuk memahami risiko yang ada. Regulator finansial AS telah memberikan peringatan dan saran yang harus dijadikan pertimbangan serius oleh semua pihak. Kita harus memastikan bahwa teknologi yang kita kembangkan tidak hanya inovatif, tetapi juga aman dan bertanggung jawab.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array