Temukan Kriminal Bitcoin: Riset Terbaru Ungkap Metode Deanonimisasi!
Sebuah tim peneliti dari Friedrich-Alexander-Universität Erlangen-Nürnberg baru-baru ini menerbitkan makalah yang menjelaskan metode yang dapat digunakan penyidik dan pengadilan untuk menentukan validitas data deanonimisasi di blockchain Bitcoin.
Mengupas Kedok Pelaku Kriminal Bitcoin
Penyelidikan kejahatan terkait Bitcoin berkutat pada deanonimisasi pelaku kejahatan yang dicurigai, proses yang menjadi lebih menantang karena sifat pseudonim dari blockchain.
Baca Juga: Michael Saylor Ungkap Potensi Keamanan Kriptografi Bitcoin dalam Mengatasi Ancaman AI
Pengguna yang melakukan transaksi blockchain diidentifikasi oleh dompet (alamat perangkat lunak unik) bukan nama hukum.
Peneliti Mendorong Kerangka Kerja Standar dalam Penyelidikan Blockchain
Baca Juga: Peneliti Mendorong Kerangka Kerja Standar dalam Penyelidikan Blockchain
Untuk membantu penyidik dan jaksa sambil juga memastikan hukum diterapkan secara adil terhadap tersangka, para peneliti mengusulkan kerangka kerja standar yang berisi 5 skema argumentatif yang dirancang untuk memastikan pelaporan dan penjelasan yang tepat sepanjang proses hukum.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Robert A. Schwinger. Blockchain law: Anonymous no more: Blockchain analytics in the courts. Diakses tanggal: 01-06-23
- Rajah & Tann Asia. Singapore Court Issues First “Persons Unknown” Order in Decision Involving Cryptocurrency. Diakses tanggal: 01-06-23
- Tristan Greene. Researchers propose new scheme to help courts test deanonymized blockchain data. Diakses tanggal: 01-06-23