Eksekutif Google Cloud Ungkap Masa Depan Web3, Lebih dari Sekedar Token!
Ditengah market yang fluktiatif, industri crypto saat ini sangat terfokus pada harga token. Namun, menurut James Tromans, Kepala Web3 di Google Cloud, seharusnya ada perhatian lebih pada bagaimana smart contract dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah bisnis di dunia nyata. Apa yang sebenarnya diharapkan dari evolusi Web3? Simak berita lengkapnya berikut ini!
Melampaui Spekulasi Token
Tromans menekankan bahwa industri harus melihat lebih jauh dari sekedar dinamika pasokan dan permintaan token. Ia menantang untuk bertanya, “Apa masalah bisnis yang ingin Anda selesaikan dengan smart contract?”
Meskipun token digunakan saat menjalankan smart contract, Tromans berpendapat bahwa token bukanlah esensi utamanya. Sebaliknya, solusi untuk masalah bisnis yang menjadi fokus utama.
“Saya ingin kita menjauh dari pembicaraan tentang token dan spekulasi token seolah-olah itu adalah Web3. Itu bukan Web3,” tambah Tromans, dikutip dari Cointelegraph, Senin (18/9/2023).
Baca Juga: Setelah Tezos, Google Cloud Gandeng Protokol Ini untuk Bantu Start-up Meningkatkan Inovasi Web3
Pemanfaatan Teknologi Blockchain untuk Inovasi
Salah satu layanan blockchain utama dari Google Cloud adalah Blockchain Node Engine. Layanan ini menawarkan pengguna node mandiri untuk mengakses data blockchain, melakukan transaksi, membangun smart contract, dan menjalankan aplikasi terdesentralisasi.
Tromans berpendapat bahwa blockchain dan smart contract dapat mendorong inovasi, mengurangi biaya operasional, dan menciptakan aliran pendapatan baru.
Menurut Cointelegraph, meskipun ada ketidakpastian di pasar, Google Cloud tetap melihat permintaan yang kuat dari perusahaan yang ingin mengintegrasikan teknologi blockchain, terutama dari sektor TradFi untuk menyelesaikan masalah keuangan dan akuntansi dasar.
Baca Juga: Google Rilis Node Blockchain Berbasis Cloud untuk Pengembangan Web3
Menuju Adopsi Massal dengan Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik
Tromans berpendapat bahwa teknologi blockchain belum akan melihat adopsi massal sampai pengalaman pengguna meningkat. Ia menekankan pentingnya membuat teknologi ini mudah digunakan bagi pengguna rata-rata yang mungkin tidak memahami aspek teknis dari blockchain.
Web3 harus menargetkan pengalaman yang serupa dengan penggunaan browser web, di mana pengguna tidak perlu tahu tentang protokol teknis yang mendasarinya.
“Ketika Web3 mencapai adopsi massal, kita tidak akan menyebutnya Web3 lagi. Kita hanya akan menyebutnya web lagi,” kata Tromans, dikutip dari Cointelegraph, Senin (18/9/2023).
Seiring dengan perkembangan teknologi, pandangan dan pendekatan terhadap Web3 harus berevolusi. Dengan pemimpin industri seperti Google Cloud yang menekankan pentingnya melihat potensi nyata dari teknologi ini, masa depan Web3 tampaknya akan lebih berfokus pada solusi nyata daripada sekedar spekulasi.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Cointelegraph. Web3: Solving business problems, not token prices — Google Cloud interview. Diakses tanggal 18 September 2023.
- Crypto Times. Google Cloud Exec Urges Web3 to Prefer Business Solutions. Diakses tanggal 18 September 2023.