Terobosan Baru, Bitcoin Gunakan Energi Terbarukan Hingga 54%!
Pencapaian luar biasa baru saja terungkap dalam dunia crypto, di mana penggunaan energi terbarukan untuk menambang Bitcoin mencapai angka tertinggi. Berdasarkan laporan terkini yang dirilis oleh analis ESG Bitcoin, Daniel Batten, penggunaan energi berkelanjutan dalam penambangan Bitcoin kini telah mencapai 54,5%. Ini menandai peningkatan signifikan dan menjadi sorotan utama dalam perjalanan menuju praktik penambangan yang lebih ramah lingkungan. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Mining Bitcoin Lebih Hijau
Laporan yang menggunakan data dari model BEEST dan analisis informasi yang tersedia untuk umum ini menunjukkan peningkatan penggunaan energi terbarukan sebesar 3,6% selama tahun 2023. Dalam empat tahun terakhir, penambangan Bitcoin telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam hal penggunaan energi berkelanjutan, bahkan melampaui beberapa sektor lain dalam aspek ini.
Menurut Bitcoin ESG Forecast, penambangan Bitcoin kini tidak hanya fokus pada keuntungan ekonomi tetapi juga pada dampak lingkungan. Hal ini tercermin dari praktik penambangan yang mulai mengadopsi penggunaan emisi metana.
Di Amerika Utara, khususnya di Kanada dan AS, produsen minyak kecil yang sebelumnya membayar izin untuk membakar gas alam atau bahkan melepaskan metana langsung ke atmosfer, kini beralih menggunakan metana tersebut untuk menghasilkan listrik guna menambang Bitcoin.
Baca Juga: Token MANTA Melonjak 31,29%, Ini Faktor Utama Kenaikannya!
Strategi Mitigasi Emisi
Pendekatan ini tidak hanya mengurangi kerusakan lingkungan akibat pelepasan metana tetapi juga meningkatkan keberlanjutan operasi penambangan Bitcoin. Laporan tersebut mencatat bahwa strategi ini telah membantu jaringan Bitcoin mengurangi 7,3% dari total emisinya tanpa perlu mengandalkan kompensasi.
Ini merupakan tingkat mitigasi emisi berbasis non-offset tertinggi yang pernah dicapai oleh industri manapun hingga saat ini. Selain itu, ekspansi kegiatan penambangan terbarukan off-grid juga menjadi sorotan.
Misalnya, Tether yang mulai terjun ke penambangan hidro di Amerika Latin dan penemuan lebih banyak situs penambangan yang mengurangi emisi metana. Ini menandakan bahwa jaringan Bitcoin semakin bergantung pada sumber energi terbarukan.
Baca Juga: Karya Seni Digital Berbasis Bitcoin Ordinals, ‘Genesis Cat’ Terjual dengan Harga Tinggi!
Perpindahan Geografis dan Tren Global
Perpindahan geografis aktivitas penambangan juga berkontribusi pada upaya keberlanjutan ini. Setelah larangan penambangan di China dan regulasi ketat di Kazakhstan, para penambang beralih ke wilayah dengan grid yang lebih hijau di Amerika Utara atau lokasi off-grid yang berkelanjutan.
Perpindahan ini, bersama dengan tren global dimana grid menjadi lebih hijau dengan laju 0,7% per tahun, telah menyebabkan peningkatan 29% dalam intensitas emisi bagi penambang Bitcoin on-grid dibandingkan dengan tahun 2021. Ini menunjukkan komitmen yang kuat dari industri penambangan Bitcoin terhadap praktik yang lebih ramah lingkungan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, laporan terbaru ini menunjukkan bahwa industri penambangan Bitcoin telah mengambil langkah besar menuju keberlanjutan. Dengan penggunaan energi terbarukan yang terus meningkat dan inovasi dalam mitigasi emisi, masa depan penambangan Bitcoin tampaknya akan lebih hijau dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Bitcoin.com. Report: Bitcoin Mining Sustainable Energy Usage Reaches 54.5%. Diakses pada tanggal 25 Januari 2024
- Crypto News. Bitcoin Mining Reaches New All-Time High of 54% Renewable Use. Diakses pada tanggal 25 Januari 2024