Otoritas Pertanian UEA Larang Penambangan Kripto di Lahan Pertanian, Ini Alasannya!

Array

Otoritas Pertanian UEA Larang Penambangan Kripto di Lahan Pertanian, Ini Alasannya!

Jakarta, Pintu News – Pemerintah Abu Dhabi melalui Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan UEA mengeluarkan kebijakan baru yang melarang penggunaan lahan pertanian untuk penambangan mata uang kripto. Petani yang kedapatan melakukan aktivitas tersebut akan dikenakan denda hingga 10.000 dirham UEA (sekitar $2.722). Simak berita lengkapnya berikut ini!

Penambangan Kripto dianggap “Penyalahgunaan Lahan Pertanian”

Pemerintah menganggap penambangan kripto sebagai “penyalahgunaan lahan pertanian untuk tujuan selain yang dimaksudkan.” Larangan ini diberlakukan dengan sanksi denda hingga 10.000 dirham UEA bagi mereka yang tertangkap menambang mata uang kripto di lahan pertanian.

Penambangan mata uang kripto melibatkan penggunaan daya komputasi untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks dan memvalidasi transaksi pada jaringan blockchain. Penambang yang berhasil akan diberi hadiah berupa mata uang kripto yang baru dicetak, membuat penambangan menjadi usaha yang menguntungkan bagi banyak orang.

Proses yang intensif energi ini kemungkinan memengaruhi keputusan untuk membatasi aktivitas tersebut di lahan pertanian agar tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Baca Juga: 7 Crypto Terbaik untuk Ditambang di 2024 & Tips Sukses Mining Crypto!

UEA Tetap Menjadi Negara yang Ramah Kripto

pertanian organik abu dhabi
Pertanian Organik Pertanian Al Rawafed di Abu Dhabi. Sumber: Gulf News

Terlepas dari larangan khusus ini, UEA telah memantapkan dirinya sebagai yurisdiksi yang mendukung penambangan Bitcoin. Pada tahun 2023, data menunjukkan bahwa UEA menyumbang sekitar 400 megawatt kapasitas penambangan Bitcoin, mewakili 4% dari hash rate global.

Hal ini menjadikan UEA sebagai salah satu pusat penambangan Bitcoin terkemuka di Timur Tengah, menunjukkan lingkungan yang menguntungkan untuk aktivitas kripto di luar konteks pertanian.

Menurut laporan Dubai Multi Commodities Centre (DMCC), UEA mencatat $25 miliar dalam transaksi kripto pada tahun 2022 dan sekarang mengejar investasi lebih lanjut dengan mengadopsi kebijakan regulasi yang akomodatif.

Baca Juga: Mining Crypto Bertemu AI, Bagaimana Penambang Bitcoin Mencari Peluang Baru!

Adopsi Kripto di Timur Tengah Meningkat Pesat

CTO Komodo Kadan Stadlemann juga baru-baru ini memuji Uni Emirat Arab (UEA) atas stabilitas politik dan monarki, yang menurutnya menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi bisnis kripto daripada tantangan regulasi AS.

Timur Tengah mengalami lonjakan adopsi kripto, dengan jumlah rata-rata pedagang harian melampaui 500.000 pada Februari 2024, meningkat 51% dari tahun sebelumnya. UEA memimpin adopsi per kapita di kawasan ini, dengan puncak pengguna aktif harian mencapai 106.111 pada tahun 2024. Meskipun populasinya lebih besar, Arab Saudi memiliki puncak pengguna aktif harian yang sedikit lebih tinggi.

Pertumbuhan adopsi ini dikaitkan dengan pandangan yang berkembang tentang bagaimana kripto selaras dengan keyakinan Islam, dengan sikap yang berubah seiring dengan semakin teregulasi mata uang kripto.

Kesimpulan

Bitget Research memperkirakan bahwa jumlah pengguna kripto aktif harian di Timur Tengah akan terus meningkat, mencapai 700.000 pada akhir tahun 2024. UEA diharapkan menjadi pusat utama bagi talenta, modal, dan perusahaan mata uang kripto, meningkatkan pengaruh kripto globalnya.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

Array