OpenAI Luncurkan Program yang Membagikan Dana Hibah Rp1,5 Miliar!
OpenAI, perusahaan dibalik chatbot pintar ChatGPT, kini berupaya merangkul dunia dengan pengumuman program hibah terbarunya. Menurut pengumuman terbarunya, OpenAI akan memberikan 10 hibah senilai $100,000 atau setara dengan Rp1,5 miliar kepada tim di seluruh dunia untuk mengembangkan proses demokratis dalam menentukan aturan yang harus diikuti oleh sistem AI.
Hibah OpenAI: Langkah Menuju Proses Demokrasi dalam AI
OpenAI, sebagai perusahaan yang dikenal atas inovasi dan keunggulan dalam bidang AI, telah meluncurkan inisiatif untuk menghadirkan lebih banyak masukan demokratis dalam pengembangan AI. Melalui pengumuman resmi pada tanggal 25 Mei 2023, perusahaan ini mengungkapkan rencana untuk memberikan 10 hibah senilai $100,000 atau Rp1,5 miliar masing-masing untuk eksperimen dalam menyiapkan proses “bukti konsep” yang demokratis untuk menentukan aturan yang harus diikuti oleh sistem AI.
Menurut OpenAI, aturan ini seharusnya “dalam batas yang ditentukan oleh hukum” dan harus memberikan manfaat bagi umat manusia. Ini berarti bahwa proses yang dihasilkan tidak hanya harus mematuhi peraturan dan regulasi yang ada, tetapi juga harus memastikan bahwa kepentingan dan kesejahteraan manusia menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan yang diambil
Melalui program ini, OpenAI juga menegaskan komitmennya terhadap transparansi dan aksesibilitas publik. Hibah ini disediakan oleh lengan nirlaba dari OpenAI, yang menegaskan bahwa hasil proyek akan bebas dan dapat diakses oleh publik.
Baca juga: Sama Seperti Nuklir, Developer ChatGPT Berpendapat bahwa AI Superintelligent Perlu Regulasi
AI Memerlukan Regulasi yang Rinci
Lebih lanjut, pemberian hibah ini datang di tengah upaya pemerintah di seluruh dunia untuk menerapkan regulasi pada AI generatif berkegunaan umum. CEO OpenAI, Sam Altman, baru-baru ini bertemu dengan regulator di Eropa untuk menekankan pentingnya regulasi yang tidak membatasi dan tidak menghambat inovasi. Altman berpendapat bahwa aturan harus disesuaikan dengan teknologi, dan AI membutuhkan pedoman yang lebih rinci dan adaptif untuk perilakunya.
Namun, OpenAI juga mengakui bahwa peraturan AI bukanlah tugas yang mudah. Mereka mencatat bahwa AI membutuhkan “pedoman yang lebih rinci dan adaptif untuk perilakunya.” Ini mencerminkan kebutuhan untuk pendekatan yang lebih matang dan bijaksana terhadap regulasi AI, yang mencakup perhatian terhadap nuansa dan kompleksitas teknologi ini.
Dalam konteks ini, hibah OpenAI dapat dilihat sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendorong dialog dan eksplorasi tentang bagaimana kita bisa lebih baik mengatur AI. Dengan mendukung eksperimen yang membawa lebih banyak suara ke meja, OpenAI berharap untuk membantu merumuskan pedoman yang lebih baik untuk teknologi yang berpotensi mengubah dunia ini.
Syarat dan Ketentuan Program OpenAI
Bagi yang minat untuk mengikuti program ini, para calon peserta dapat mendaftar diri mulai hari ini sampai dengan 24 Juni 2023. Setelah periode pendaftaran ditutup, OpenAI akan memilih sepuluh peserta untuk menerima dana hibah sebesar Rp1,5 miliar tersebut.
Baca juga: Ambisius! Pakistan Berencana Hasilkan 1 Juta Lulusan TI yang Berfokus pada AI
Lebih lanjut, penerima harus menunjukkan konsep yang melibatkan setidaknya 500 peserta, menerbitkan laporan publik tentang temuan mereka sebelum 20 Oktober 2023, dan membuka kode di balik pekerjaan mereka.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
Referensi:
- Cointelegraph. OpenAI launches grant for AI democratic governance project. Diakses tanggal: 27 Mei 2023
- Tech Crunch. With new grant program, OpenAI aims to crowdsource AI regulation. Diakses tanggal: 27 Mei 2023
- Tech in Asia. In 50 words: Thailand licenses Binance-Gulf Energy digital asset venture. Diakses tanggal: 27 Mei 2023