Eks Pejabat SEC: Morgan Stanley Ambil Risiko Besar dengan ETF Bitcoin

Array

Eks Pejabat SEC: Morgan Stanley Ambil Risiko Besar dengan ETF Bitcoin

Jakarta, Pintu News – Mantan pejabat Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), John Reed Stark, mengecam keputusan Morgan Stanley yang mengizinkan para pialangnya mengakses ETF Bitcoin.

Sementara banyak yang menganggap langkah ini sebagai perkembangan positif, Stark melihatnya sebagai “keinginan bunuh diri” bagi raksasa perbankan tersebut. Simak berita lengkapnya berikut ini!

Mengapa Langkah Morgan Stanley Terhadap Bitcoin Dianggap Berisiko

Dalam sebuah postingan di X, Stark menyatakan kekhawatirannya bahwa keputusan ini akan membuat 15.000 pialang terdaftar di Morgan Stanley terekspos terhadap pengawasan regulasi. Berdasarkan pengalamannya, Stark memperkirakan bahwa SEC dan FINRA akan segera mengejar pialang-pialang yang terkait dengan bank tersebut.

Stark menilai langkah Morgan Stanley ini sebagai undangan terbuka untuk penyelidikan. Dengan reputasi SEC yang dikenal keras dalam menindak pelanggaran, mantan pejabat ini yakin regulator tidak akan melewatkan kesempatan untuk melakukan investigasi mendalam.

Menurutnya, staf kepatuhan dan penegakan hukum SEC dan FINRA akan memiliki akses instan ke setiap catatan, dokumen, email, pesan suara, dan percakapan telepon yang berkaitan dengan penjualan Bitcoin oleh Morgan Stanley kepada investor ritel.

Baca Juga: Keputusan SEC Terkait ETF Bitcoin-Ethereum dari Hashdex Ditunda Lagi, Kenapa?

Permintaan Wall Street Terhadap ETF Bitcoin Meningkat

Sejak produk ETF Bitcoin spot diluncurkan pada Januari, permintaan dari Wall Street melonjak tajam. Banyak investor institusional yang mulai menuntut produk ini, memaksa bank-bank konvensional untuk menyesuaikan strategi mereka.

Meskipun berbagai bank telah bereksperimen dengan produk blockchain dan crypto selama bertahun-tahun, taruhan pada ETF Bitcoin dan Ethereum memberikan legitimasi ekstra terhadap produk ini.

Meskipun Stark tidak menyiratkan bahwa pialang bank tersebut bermasalah, ia percaya bahwa adopsi Bitcoin bisa mempermudah setiap penyelidikan yang mungkin muncul. Di mata regulator, langkah Morgan Stanley ini bisa membuka celah baru yang bisa dieksploitasi dalam pengawasan hukum.

Baca Juga: Adidas Luncurkan Pakaian Eksklusif Doodles Bersama Pharrell Williams, Penawaran Terbatas!

Bank Amerika Lainnya Mengikuti Jejak

Sebagai pelengkap dari langkah Morgan Stanley, bank lain seperti Wells Fargo juga ingin memasarkan Bitcoin. Hal ini tidak aneh bagi bank-bank yang ingin mengalahkan persaingan dalam hal imbal hasil aset-aset baru ini.

Meskipun belum ada undang-undang yang jelas yang mengatur operasi perbankan dan crypto, hubungan antara keduanya masih samar. Dengan perdebatan seputar Custodia Bank dan Federal Reserve Master Account, institusi keuangan masih perlu banyak menyesuaikan diri. Namun, perubahan kekuatan ekonomi dan politik yang akan datang mungkin akan membantu memperkuat regulasi seputar Bitcoin.

Jika Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden, kemungkinan regulasi yang lebih ramah terhadap crypto akan meningkat, terutama jika dibandingkan dengan kebijakan Wakil Presiden Kamala Harris saat ini.

Kesimpulan

Langkah Morgan Stanley untuk memasuki pasar Bitcoin melalui ETF memang kontroversial. Sementara banyak yang melihatnya sebagai inovasi penting, mantan pejabat SEC seperti John Reed Stark memperingatkan risiko besar yang menyertainya. Keputusan ini tidak hanya menarik perhatian investor tetapi juga regulator yang siap untuk melakukan pengawasan ketat.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array