Mengenal Achain Coin (ACT): Blockchain Alternatif untuk Solusi Skalabilitas

Array

Mengenal Achain Coin (ACT): Blockchain Alternatif untuk Solusi Skalabilitas

Achain Coin (ACT) muncul sebagai solusi inovatif dalam dunia blockchain, menawarkan alternatif untuk masalah skalabilitas yang dihadapi oleh raksasa crypto seperti Bitcoin dan Ethereum.

Dengan visi yang jelas dan roadmap yang terstruktur, mari kita telusuri lebih lanjut tentang Achain dan potensinya di pasar crypto.

Sejarah dan Visi Achain Coin (ACT)

Sejarah dan Visi Achain Coin (ACT)
International Finance Magazine

Achain Coin, yang dikenal sebagai ACT, diluncurkan pada tahun 2015 dengan tujuan untuk menjadi blockchain yang dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh Bitcoin. Fokus utamanya adalah pada penerbitan kontrak pintar, pembuatan aplikasi, dan platform transaksi.

ACT telah melalui beberapa fase sejak diluncurkan. Mulai dari pendirian blockchain yang stabil antara tahun 2015 hingga 2017, fokus pada pencarian mitra dan penguatan ekosistem jaringan, hingga fase ketiga yang dimulai pada tahun 2020 dengan pembaruan dan publikasi yang bertujuan untuk menarik perhatian lebih banyak.

Baca Juga: Stars Arena, Aplikasi Mirip Friend.tech, Picu Lonjakan Aktivitas di Avalanche!

Meskipun proyek ACT sempat redup antara tahun 2019 hingga 2020, ini merupakan bagian dari rencana pendiri yang telah dijelaskan dalam whitepaper mereka.

Tony Cui: Otak di Balik Achain

Tony Cui, bersama dengan tim inti beranggotakan 17 orang, adalah pendiri Achain. Sebagai seorang ahli di industri teknologi blockchain, Tony telah mengadopsi teknologi blockchain sejak awal kemunculannya.

Sebelum mendirikan Achain, Tony Cui telah berinvestasi di Bitcoin pada tahap awal dan terlibat dalam beberapa proyek teknologi blockchain dan proyek crypto.

Pengalamannya di industri blockchain membuatnya kredibel dalam mendirikan dan mengembangkan Achain.

Melihat masalah skalabilitas yang ada di Bitcoin dan Ethereum, Tony Cui ingin menyediakan alternatif yang dibangun dengan pendekatan berbeda. Inilah alasan mengapa ia menggunakan 3 fase dalam pengembangan Achain.

Masa Depan Achain dan ACT

Menurut informasi resmi dari akun Twitter ACT, jaringan Achain lama akan ditutup pada 31 Desember 2022. Setelah tanggal tersebut, hanya jaringan utama Achain yang baru yang akan tetap beroperasi.

Dengan penutupan jaringan lama dan fokus pada jaringan baru, ini mungkin menjadi kabar baik bagi para penggemar dan investor ACT.

Meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang Achain Coin, potensinya dalam mengubah lanskap blockchain dan crypto tidak dapat diabaikan.

Baca Juga: Panduan Lengkap Tentang Crust Network: Mengenal Teknologi Penyimpanan Desentralisasi

Achain Coin (ACT) menawarkan pendekatan unik dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh blockchain saat ini.

Dengan visi yang jelas dan komitmen untuk inovasi, ACT berpotensi menjadi pemain kunci dalam evolusi teknologi blockchain.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array