Pendiri Matter Labs Usulkan ‘Ethereum Supreme Court’ untuk Sengketa On-chain, Bagaimana Cara Kerjanya?

author:

Array

Pendiri Matter Labs Usulkan ‘Ethereum Supreme Court’ untuk Sengketa On-chain, Bagaimana Cara Kerjanya?

Dengan meningkatnya kompleksitas sistem desentralisasi, Alex Gluchowski, pendiri dan CEO Matter Labs, telah mengajukan proposal untuk sebuah “Ethereum Supreme Court” atau Mahkamah Agung Ethereum. Sistem pengadilan desentralisasi ini dirancang untuk menangani sengketa yang muncul di dalam jaringan Ethereum, khususnya yang berkaitan dengan smart contract dan tata kelola protokol.

Konsep ‘Ethereum Supreme Court’

Sumber: Twitter

Pada 2 September 2023, akun Twitter Alex Gluchowski membagikan sebuah ide yang disebutnya “L1 Fork as the Court of Final Appeal”.

Gluchowski membandingkan sistem pengadilan yang dia usulkan dengan sistem pengadilan hierarkis tradisional. “Ethereum Supreme Court” akan berfungsi sebagai pengadilan tertinggi, mirip dengan Mahkamah Agung di banyak negara.

Baca juga: Ankr, Matter Labs, dan Microsoft Azure Bersatu Membentuk Jembatan Era Web3!

Dalam kerangka kerja yang diajukan, setiap protokol di jaringan Ethereum akan memiliki mekanisme tata kelola uniknya sendiri dan dapat menunjuk kontrak khusus untuk memicu proses banding.

Lebih lanjut, sistem ini akan memiliki pengadilan on-chain yang berjenjang, dengan “Ethereum Supreme Court” sebagai pengadilan akhir.

Keuntungan dan Tantangan dari Sistem Pengadilan On-Chain

ceo matter labs
Alex Gluchowski – Sumber: Metaverse Post

Salah satu fungsi utama dari sistem ini adalah melindungi protokol dari campur tangan politik dari luar. Ini akan meningkatkan peran Ethereum sebagai jaringan negara yang kuat.

Namun, Gluchowski mengakui bahwa sistem semacam itu akan memerlukan konsensus sosial yang kuat di antara komunitas Ethereum. Selain itu, biaya operasional sistem ini akan tinggi, membatasi penggunaannya hanya untuk kasus-kasus yang “benar-benar luar biasa”.

“[Ini harus] layak mendapat perhatian dari seluruh Layer-0 (konsensus sosial) Ethereum. Pikirkan bug di @Uniswap, L2 utama, protokol Defi dengan risiko sistemik, dll.”

Dia juga mengkritik solusi eksisting untuk sengketa on-chain, seperti fitur time-locked pada smart contract, sebagai solusi yang tidak memadai dalam situasi darurat.

Baca juga: Saingi Google Pixel 7a, Penjualan Ethereum Smartphone Laris Manis dan Ludes dalam 24 Jam!

Dukungan dan Langkah Selanjutnya

Untuk mendukung visi ambisius ini, Gluchowski menyatakan bahwa Matter Labs dan solusi scaling Ethereum layer-2 mereka, zkSync, akan mendanai penelitian untuk mengeksplorasi kelayakan dan implementasi dari sistem pengadilan on-chain ini.

Proposal ini muncul di saat komunitas crypto sedang berdebat tentang bagaimana cara terbaik untuk menangani sengketa dan tantangan hukum yang muncul dari sistem desentralisasi yang semakin kompleks.

Seiring dengan pertumbuhan dan evolusi teknologi blockchain, kebutuhan akan solusi hukum inovatif semakin meningkat. Apakah “Ethereum Supreme Court” akan diterima oleh komunitas dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi lanskap tata kelola desentralisasi di masa depan masih menjadi pertanyaan yang terbuka.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array