Menderita Krisis Ekonomi, Masyarakat Lebanon Beralih ke Crypto

Array

Menderita Krisis Ekonomi, Masyarakat Lebanon Beralih ke Crypto

Dilansir dari laman Bitcoin.com, masyarakat Lebanon kini mulai beralih dari penggunaan mata uang fiat ke cryptocurrency di tengah kekacauan krisis ekonomi di negara tersebut.

Crypto mulai menyingkirkan fungsi pound Lebanon yang alami hiperinflasi maupun dolar AS yang semakin sulit didapat di negara tersebut, serta digunakan sebagai sumber penghasilan melalui penambangan crypto, hingga untuk menyimpan kekayaan dan melakukan pembayaran di toko.

Seperti apakah crypto membantu perekonomian masyarakat Lebanon? Simak informasinya berikut ini.

Bagaimana Situasi Ekonomi Lebanon Saat Ini?

Berdasarkan informasi dari Bank Dunia, Lebanon berjuang untuk mengatasi krisis ekonomi dan keuangan dalam beberapa tahun terakhir hingga menjadi salah satu negara dengan situasi ekonomi terburuk di dunia. Negara ini jatuh ke dalam krisis ekonomi pada tahun 2019 saat pemerintahnya gagal membayar utang negara tersebut pada awal tahun 2020.

Momen tersebut bertepatan pula dengan momen pandemi Covid menyebar ke seluruh dunia. Menurut Goldman Sachs, sebuah perusahaan perbankan investasi, kondisi ini membuat Lebanon alami kerugian hingga $70 miliar di bank lokal. Sementara itu menurut prediksi Fitch, perusahaan keuangan dan asuransi asal Amerika Serikat, inflasi yang terjadi di Lebanon diperkirakan akan mencapai 178% pada tahun 2022 ini.

Bagaimana Situasi Ekonomi Lebanon Saat Ini?
Vatican News

Di sisi lain, PBB memproyeksikan hampir 80% dari populasi Lebanon saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Lebanon merupakan salah satu anggota negara MENA (Middle East and North Africa) dan merupakan salah satu pasar crypto yang paling cepat berkembang di dunia.

Jumlah volume transaksi crypto di MENA mencapai $566 miliar sejak Juli 2021 hingga Juni 2022 atau sekitar 48% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Simak informasi selengkapnya mengenai bagaimana Timur Tengah dan Afrika Utara menjadi pasar crypto dengan pertumbuhan paling cepat saat ini.

Masyarakat Lebanon Andalkan Pekerjaan Berbasis Crypto Sebagai Sumber Pendapatan

Dalam sebuah laporan dari CNBC, cryptocurrency menjadi penyelamat ekonomi bagi sebagian masyarakat Lebanon. Georgio Abou Gebrael, seorang arsitek berusia 27 tahun dari sebuah kota kecil dekat Beirut, saat ini menghasilkan setengah dari pendapatannya melalui pekerjaan freelance berbayar crypto yang ia temukan secara online.

Ia mengatakan bahwa Bitcoin benar-benar memberinya harapan untuk melanjutkan hidup secara layak. Selain itu dilansir dari CNBC, ada pula Ahmad Abu Daher, pria berumur 22 tahun lulusan American University of Beirut, yang mengatakan bahwa penambangan crypto memiliki potensi usaha yang menguntungkan.

Masyarakat Lebanon Andalkan Pekerjaan Berbasis Crypto Sebagai Sumber Pendapatan
CNBC

Sekitar 2 tahun yang lalu, Daher mulai melakukan minting ether ketika koin itu masih mengandalkan mekanisme konsensus proof-of-work. Dia menggunakan listrik yang dihasilkan dari proyek pembangkit listrik tenaga air di Sungai Litani di Lebanon selatan untuk dapat menambang crypto.

Daher dan temannya telah mendirikan crypto farm mereka sendiri dan saat ini menjadi hosting rig untuk orang lain. Salah satunya adalah Rawad El Hajj, pria berumur 27 tahun, yang memiliki selusin mesin pencetak Litecoin dan Dogecoin di fasilitas yang dimiliki Daher dan menghasilkan keuntungan lebih dari $400 per bulan.

Bitcoin dan Tether Digunakan untuk Menyimpan Nilai Uang dan Alat Pembayaran di Lebanon

Bitcoin dan Tether Digunakan untuk Menyimpan Nilai Uang dan Alat Pembayaran di Lebanon
CNBC

Dilansir dari laman Bitcoin.com, Bitcoin telah menggantikan pembayaran lintas batas. Gebrael mengatakan bahwa menerima pembayaran dalam bentuk dolar AS berarti menerima jumlah uang yang jauh lebih kecil daripada yang dikirim dalam pound. Hal inilah yang mendorong Gebrael dan masyarakat Lebanon lainnya menggunakan aset crypto untuk transaksi lintas batas.

Di sisi lain, apoteker Marcel Younes menggunakan crypto sebagian besar sebagai penyimpan nilai. Dilansir dari laman Bitcoin.com, pria itu menarik semua uang dari banknya pada tahun 2019 dan sejak itu mengubah 70% uangnya menjadi Bitcoin.

Baca Juga: McDonald’s Mulai Menerima Pembayaran Bitcoin dan Tether di Swiss

Sebagian masyarakat Lebanon lainnya lebih percaya pada tether (USDT), stablecoin yang dipatok ke dolar AS. Dikutip dari Bitcoin.com, Daher mengaku menjual dan membeli USDT karena jumlah permintaan pada USDT sangat tinggi.

Saat ini. semakin banyak pula bisnis yang mulai menerima pembayaran dalam bentuk Tether dan koin lainnya di Lebanon. Dilansir dari Bitcoin.com, beberapa kedai kopi, restoran, dan toko elektronik di Lebanon telah menerima pembayaran menggunakan USDT.

Referensi:

Array