Kripto Sebagai Alternatif Kepemilikan Rumah: Mimpi Baru Warga Selandia Baru?
Jakarta, Pintu News – Warga Selandia Baru semakin tertarik pada investasi kripto sebagai alternatif kepemilikan rumah. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hampir setengah dari penduduk negara tersebut tertarik pada kripto, meskipun masih ada hambatan dalam hal pemahaman dan kepercayaan. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Kripto Lebih Menarik Dibanding Properti?
Survei yang dilakukan oleh Protocol Theory dan Easy Crypto menunjukkan bahwa hampir 50% warga Selandia Baru telah, pernah, atau sedang mempertimbangkan investasi kripto. Sebaliknya, hanya 16% yang menyatakan dapat menginvestasikan sejumlah kecil uang di real estat dalam jangka waktu tertentu.
“Bagi banyak warga Selandia Baru, mimpi memiliki rumah tidak sejalan dengan kenyataan ekonomi mereka,” kata Janine Grainger, CEO Easy Crypto. “Di saat yang sama, kripto semakin populer, termasuk di kalangan investor institusional. Misi kami adalah untuk tidak meninggalkan siapa pun. Tujuan utama penelitian kami adalah untuk memahami gelombang adopsi kripto berikutnya dan apa yang perlu kami lakukan untuk mendukung mereka dalam membuat keputusan investasi yang terinformasi dan lebih cerdas.”
Baca Juga: Stablecoin Dolar Selandia Baru “NZDD” Meluncur, Inovasi Baru di Dunia Crypto!
Kesetaraan dan Aksesibilitas
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa warga Selandia Baru semakin terbuka terhadap aset alternatif. Hanya 20% responden yang percaya bahwa satu-satunya investasi yang aman adalah yang diasuransikan oleh pemerintah. Ini menunjukkan peningkatan pertimbangan terhadap aset alternatif untuk mengembangkan kekayaan mereka.
Selain itu, 26% warga Selandia Baru setuju bahwa kripto memungkinkan kesetaraan yang lebih besar untuk semua, dibandingkan dengan hanya 23% untuk investasi properti.
Baca Juga: Bank Sentral Selandia Baru Luncurkan Konsultasi Publik untuk Mata Uang Digital “Digital Cash”
Adopsi Tinggi, Kebingungan Tetap Ada
Survei ini menunjukkan angka adopsi kripto yang tinggi, dengan 14% dari lebih dari 1000 responden melaporkan bahwa mereka memiliki atau pernah memiliki kripto. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan 10% yang dilaporkan oleh Otoritas Pasar Keuangan Selandia Baru pada tahun 2022.
“Angka ini meningkat menjadi 45% – hampir setengah dari warga Selandia Baru – ketika kita juga mempertimbangkan mereka yang ‘mempertimbangkan investasi di masa depan’,” tambah Grainger. “Terlebih lagi, setelah orang mengadopsi kelas aset ini, sangat sedikit yang meninggalkannya.”
“Kripto menawarkan investasi modal rendah dan biaya rendah, tetapi ada kesenjangan yang signifikan antara ‘niat’ dan ‘tindakan’ investasi, yaitu antara keinginan untuk berinvestasi dan benar-benar berinvestasi.”
Baca Juga: Top 10 Game Web3 Play-to-Earn di Juni 2024
Kebutuhan Edukasi dan Regulasi
Sebanyak 72% dari mereka yang belum berinvestasi merasa bingung dan mengakui bahwa mereka ‘tidak tahu harus mulai dari mana’. Kekhawatiran mereka termasuk informasi yang sulit dipahami (67%) dan tidak tahu kepada siapa harus meminta bantuan (67%). Di antara investor, hambatan masuknya sama dengan yang dihadapi oleh masyarakat umum.
Bersamaan dengan kebutuhan akan kejelasan, 50% responden mendukung perlunya regulasi yang mengatur ‘bagaimana’ penyedia kripto menjalankan bisnis mereka (yaitu, operasi yang etis dan tepercaya) untuk memungkinkan partisipasi grosir.
“Meskipun kebingungan yang ada mengecewakan, temuan ini merupakan seruan yang jelas bagi industri kripto untuk melakukan yang lebih baik dalam hal melibatkan investor yang ada dan yang akan datang,” kata Grainger.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Crypto News. New Zealand Kiwis Turn to Crypto for Real Estate and Digital Assets, Study Shows. Diakses pada tanggal 11 Juni 2024
- The Fintech Times. Kiwis Turn to Crypto as Home Ownership Becomes Elusive, New Research Reveals. Diakses pada tanggal 11 Juni 2024
- Featured Image: Freeman Law