Korea Utara Pecahkan Rekor Baru Terkait Crypto Hack di Tahun 2023!

author:

Array

Korea Utara Pecahkan Rekor Baru Terkait Crypto Hack di Tahun 2023!

Tahun 2023 menjadi tahun penuh gejolak bagi dunia cryptocurrency, dengan Korea Utara memimpin dalam aktivitas peretasan.

Menurut laporan terbaru dari Chainalysis, kelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara telah menyerang jumlah platform crypto terbanyak dalam sejarah.

Mengenal Aktivitas Peretasan Korea Utara

penurunan kerugian crypto
The image created by AI

Korea Utara, yang dikenal dengan kelompok peretas seperti Kimsuky dan Lazarus Group, telah meningkatkan serangannya terhadap platform crypto dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, negara ini berhasil meretas 20 platform crypto, mencatatkan angka tertinggi sejak pengumpulan data dimulai pada tahun 2016.

Baca juga: Korea Utara Raih Rekor Jumlah Pencurian Crypto Tertinggi di Tahun 2022 Menurut Laporan PBB

Meskipun jumlah serangan mencapai rekor baru, total aset crypto yang berhasil dicuri oleh peretas Korea Utara sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total lebih dari $1 miliar aset crypto berhasil dicuri di tahun 2023.

Cara Kerja Peretasan

Kelompok peretas Korea Utara menggunakan berbagai taktik jahat untuk mengakuisisi jumlah besar aset crypto. Mereka sering kali menargetkan platform dengan keamanan yang lemah dan memanfaatkan celah keamanan untuk mengakses dana pengguna.

Salah satu serangan terbesar yang dikonfirmasi oleh FBI adalah pencurian aset crypto senilai sekitar $41 juta dari platform kasino dan taruhan online Stake.com oleh Lazarus Group. Selain itu, Departemen Keuangan AS juga telah memberikan sanksi kepada Sinbad.io, sebuah mixer mata uang virtual yang digunakan oleh Lazarus Group untuk mencuci jutaan dolar aset crypto yang dicuri.

Baca juga: Skandal Crypto Pastor Colorado: Mengumpulkan Total $3 Juta dari Crypto yang Tidak Bernilai!

Dampak dan Respons Internasional

Serangan-serangan ini tidak hanya merugikan individu dan platform yang terkena dampak, tetapi juga membiayai program senjata nuklir Korea Utara.

Sejak Korea Utara melakukan uji coba nuklir pertamanya pada tahun 2006, negara ini telah dikenai berbagai sanksi PBB yang bertujuan untuk membatasi akses rezim terhadap sumber pendanaan untuk aktivitas nuklirnya.

Meskipun ada kemajuan dalam keamanan siber di antara bursa dan kolaborasi internasional yang meningkat dalam pelacakan dan pemulihan dana yang dicuri, tahun 2024 kemungkinan akan melihat lebih banyak gangguan dari pencuri siber paling produktif di dunia.

Secara keseluruha, kegiatan peretasan oleh Korea Utara pada tahun 2023 menandai titik kritis dalam perjuangan global melawan kejahatan siber di ruang crypto. Dengan hampir $1,5 miliar dicuri dalam dua tahun terakhir, keahlian peretasan Korea Utara menuntut kewaspadaan dan inovasi berkelanjutan dari bisnis dan pemerintah.

Komunitas global harus tetap waspada dan bekerja sama untuk mengatasi ancaman yang terus berkembang ini.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array