Skandal Baru Media Sosial: Komisi Eropa Selidiki X Atas Konten Ilegal
Apakah kamu tahu bahwa Komisi Eropa baru-baru ini mengumumkan penyelidikan formal terhadap X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter?
Penyelidikan ini berkaitan dengan penyebaran konten ilegal dan disinformasi, terutama yang terkait dengan serangan teroris oleh Hamas terhadap Israel. Ini adalah langkah serius yang menunjukkan komitmen Eropa terhadap penegakan Digital Services Act.
Penyelidikan Komisi Eropa
Komisi Eropa telah mengambil langkah tegas dengan membuka proses formal terhadap X. Mereka ingin menilai apakah platform tersebut telah melanggar Digital Services Act, terutama dalam menangani misinformasi dan konten ilegal.
X sedang diteliti terkait efektivitas Community Notes-nya, yang merupakan komentar yang ditambahkan pada tweet tertentu untuk memberikan konteks. Komisi Eropa juga menyoroti kebijakan X dalam “mitigasi risiko terhadap diskursus sipil dan proses pemilihan umum”.
Baca Juga: Phaver Raih Dana Awal $7 Juta untuk Mengubah Dunia Media Sosial dengan Teknologi Web3!
Proses ini memberi wewenang kepada Komisi untuk mengambil langkah penegakan lebih lanjut, termasuk tindakan sementara dan keputusan ketidakpatuhan. Komisi juga berwenang menerima komitmen apa pun dari X untuk memperbaiki masalah yang sedang diselidiki.
Kontroversi Kebijakan Baru
Sejak diambil alih oleh Elon Musk pada tahun 2022, X telah mengimplementasikan kebijakan yang kontroversial. Musk, yang dikenal karena pembelian Bitcoin (BTC) dan dukungannya terhadap crypto seperti Dogecoin (DOGE), telah mengurangi tim kepercayaan dan keselamatan serta moderator konten di platform.
Sistem verifikasi cek biru yang ikonik juga diganti, yang menimbulkan kritik dari pengguna lama dan ahli industri teknologi. Setelah serangan 7 Oktober oleh Hamas terhadap Israel, Musk menggunakan akun pribadinya untuk mempromosikan konten antisemit dengan membalas tweet yang mempromosikan teori konspirasi sayap kanan.
Laporan dari Media Matters menunjukkan bahwa iklan untuk perusahaan besar dapat muncul di samping konten pro-Nazi di X. Hal ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut mengenai kebijakan moderasi konten di platform.
Reaksi dan Tindakan Hukum
Dalam sebuah wawancara pada 29 November, Musk memberi tanggapan kasar kepada pengiklan yang meninggalkan platform, mengatakan bahwa eksodus tersebut akan “membunuh perusahaan”.
X mengklaim sebagai “platform untuk kebebasan berbicara” setelah mengajukan gugatan hukum terhadap Media Matters, dengan alasan laporan grup tersebut tidak mencerminkan apa yang dilihat pengguna X pada umumnya.
Musk belum memberikan komentar publik mengenai penyelidikan Komisi Eropa. Namun, tindakannya di masa lalu, termasuk dukungan terhadap crypto dan pembelian Bitcoin (BTC) saat memimpin Tesla dan SpaceX, telah menarik perhatian yang signifikan dari komunitas global.
Paragraf Penutup
Penyelidikan ini menandai babak baru dalam pengawasan media sosial oleh pemerintah, dan hasilnya bisa memiliki dampak besar pada masa depan X dan kebijakan media sosial secara global.
Apakah kamu pikir X akan mampu memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Eropa, atau apakah ini awal dari akhir bagi platform yang pernah mendominasi percakapan online?
Baca Juga: Aave Bawa Revolusi Sosial Media dengan Lens Protocol dan Tata Kelola Komunitas!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Cointelegraph. EU Commission: Twitter Dissemination of Illegal Content. Diakses pada tanggal 19 Desember 2023
- Reuters. EU Opens Proceedings Against X Over Its Efforts to Combat Information Manipulation. Diakses pada tanggal 19 Desember 2023