Blockchain dalam Sektor Kesehatan: Mengapa Jerman Tertinggal?

Array

Blockchain dalam Sektor Kesehatan: Mengapa Jerman Tertinggal?

Jakarta, Pintu News – Teknologi blockchain telah berkembang pesat di luar dunia crypto dan kini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk basis data terdesentralisasi yang dapat mencegah pemalsuan melalui transparansi dan keamanan.

Kemampuan ini untuk mengamankan data sangat berharga bagi sektor kesehatan, di mana teknologi blockchain dapat mengamankan data, meningkatkan integritas data, dan memberdayakan pasien untuk mengontrol data mereka secara lebih efektif. Ini juga dapat meningkatkan transparansi dalam rantai pasokan dan memverifikasi keaslian obat-obatan. Simak berita lengkapnya berikut ini!

Mengapa Jerman Kesulitan Mengadopsi Blockchain?

Meskipun teknologi blockchain menawarkan banyak manfaat, aplikasinya jarang ditemukan di sektor kesehatan Jerman. Kementerian Kesehatan Federal Jerman mengakui potensi blockchain dan mengadakan lokakarya tentang topik tersebut pada tahun 2019.

Namun, hingga saat ini, tidak ada dari proyek-proyek ini yang terealisasi. Kendati demikian, inisiatif baru telah muncul, tetapi banyak yang tetap terisolasi dan jarang diimplementasikan.

Baca Juga: Pajak Crypto Jerman: Bebas Pajak atau Dibebani Pajak?

Tantangan Regulasi dan Teknis dalam Adopsi Blockchain

commerzbank jerman crypto
Sumber: Bitcoin News

Volker Nürnberg, profesor manajemen di sektor kesehatan di Universitas Teknik Munich, mengatakan bahwa sektor kesehatan Jerman sangat diatur dan tidak selalu dianggap sebagai penggerak inovasi, yang menjadi tantangan tersendiri bagi startup.

Selain itu, tantangan teknis, etis, dan privasi membuat implementasi blockchain sulit. Perlindungan data sensitif dan memastikan interoperabilitas adalah faktor kunci. Aturan ketat Perlindungan Data Umum (GDPR) juga memperumit penggunaan blockchain dalam sektor kesehatan.

Baca Juga: DZ Bank, Bank Terbesar Kedua di Jerman, Siap Uji Coba Layanan Perdagangan Crypto

Peluang dan Tantangan GDPR bagi Blockchain

Regulasi GDPR memastikan bahwa data sensitif pasien diproses sesuai dengan persyaratan keamanan dan kerahasiaan yang ketat. Namun, persyaratan perlindungan data ini dapat menjadi tantangan bagi aplikasi blockchain yang mengandalkan transparansi dan ketidakubahannya, berpotensi bertentangan dengan hak untuk dilupakan atau prinsip minimisasi data.

Dalam konteks sektor kesehatan, hal ini menekankan perlunya keseimbangan antara perlindungan data dan kemampuan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi, keamanan, dan efisiensi dalam pertukaran informasi medis. Kerjasama yang erat antara pengembang teknologi, pejabat perlindungan data, dan regulator diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array