Heboh! Perbankan Melesu, Nilai Bitcoin Malah Menguat di Atas Rp420 Juta

author:

Array

Heboh! Perbankan Melesu, Nilai Bitcoin Malah Menguat di Atas Rp420 Juta

Lagi, Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan dunia setelah harga Bitcoin (BTC) melonjak dan mencapai level tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Di tengah tersiar kabar tentang bank yang mengalami kemerosotan, sebuah laporan manyatakan bahwa banyak investor mulai beralih ke Bitcoin (BTC) sebagai alternatif investasi yang lebih aman.

Namun, apakah hal ini hanya kebetulan belaka atau ada faktor lain yang mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin (BTC)? Simak selengkapnya di bawah ini!

Dampak Melemahnya Perbankan pada Industri Crypto

Dilansir dari Coindesk (3/5/23), mata uang crypto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin (BTC), baru-baru ini diperdagangkan di sekitar $28.775 atau Rp420.303.476, naik sekitar 2,6% dalam 24 jam terakhir.

Harga BTC berada di kisaran $28.000 hampir sepanjang hari sebelum melonjak pada hari Selasa (2/5/23), setelah saham dua bank regional, PacWest Bancorp (PACW) yang berbasis di Los Angeles dan Western Alliance Bank (WAL) yang berbasis di Phoenix, anjlok 27% dan 15%.

Dari apa yang terjadi, sebuah laporan mengatakan bahwa Bitcoin berhasil meningkat di tengah melemahnya perbankan. Tidak bisa dipungkiri, kabar terkait perbankan yang terus mengalami kemerosotan membuat investor kehilangan kepercayaan pada sistem perbankan, dan beralih ke aset crypto seperti Bitcoin (BTC).

Hal ini terutama terjadi di Amerika Serikat, di mana banyak orang merasa khawatir terhadap sistem perbankan yang rapuh dan mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil.

Baca juga: Harga 1 Bitcoin di Argentina Capai Rekor Tertingginya, Inflasi Penyebabnya?

Melalui fenomena ini, kini banyak orang mulai melihat Bitcoin (BTC) sebagai alternatif investasi yang lebih aman dan stabil, terutama di tengah-tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Analisis Harga Bitcoin dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

harga tertinggi bitcoin

Menurut laporan Coindesk, kegagalan empat bank di Amerika Serikat, termasuk First Republic pada awal pekan lalu telah mengguncang ekonomi, yang justru meningkatkan harga cryptocurrency.

Selain itu, data pekerjaan yang menunjukkan pelemahan ekonomi dan tekanan inflasi yang menurun juga berpotensi memberikan keuntungan bagi aset digital seperti mata uang crypto. Artinya, kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat mendorong orang untuk mencari investasi alternatif seperti cryptocurrency yang dianggap lebih stabil.

Hal lain yang menjadi faktor naiknya harga Bitcoin (BTC) adalah ketidakpastian geopolitik. Salah satu contohnya adalah ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia, yang membuat banyak investor mencari alternatif investasi yang lebih stabil dan aman. Hal ini terutama terjadi di negara-negara yang mengalami ketidakstabilan politik dan ekonomi, di mana Bitcoin dan aset crypto lainnya dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dan mudah diakses.

Selain faktor ekonomi dan politik, meningkatnya permintaan dari investor institusional juga mempengaruhi harga Bitcoin (BTC). Banyak perusahaan besar dan investor terkemuka yang mulai melirik aset crypto sebagai alternatif investasi yang menguntungkan.

Hal tersebut terutama terjadi setelah adopsi Bitcoin (BTC) oleh beberapa perusahaan besar seperti Tesla dan PayPal, yang membuat Bitcoin (BTC) semakin diterima secara luas dan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap aset crypto.

Peran Bitcoin dalam Mengubah Sistem Perbankan

Bukan Bitcoin, Ini Cryptocurrency Pertama di Dunia?
Dreamstime

Menurut laporan, banyak ahli crypto yang percaya bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk mengubah sistem perbankan yang ada saat ini.

Dengan menggunakan teknologi blockchain yang terdesentralisasi dan aman, Bitcoin (BTC) memungkinkan para pengguna untuk melakukan transaksi tanpa perlu melalui perantara seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.

Hal tersebut dirasa dapat mengurangi biaya dan mempercepat proses transaksi, serta memberikan kebebasan dan kontrol penuh bagi para pengguna.

Di sisi lain, Bitcoin (BTC) juga dihadapkan pada banyak tantangan, seperti regulasi yang belum jelas. Oleh karenanya, masih perlu adanya kerja sama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas crypto untuk mengembangkan sistem yang lebih aman dan terpercaya bagi semua orang.

Pada akhir April lalu, Cathie Woods, seorang investor Amerika dan CEO dari Ark Invest, sebuah perusahaan manajemen investasi, juga telah mengeluarkan pendapatnya mengenai Bitcoin dan Ether yang bertindak sebagai aset “risk-off” dan sebagai “flight to safety” bagi para investor di tengah ketidakpastian ekonomi makro.

Simak pendapat dari Cathie Woods selengkapnya di Perbankan Bergejolak, CEO Wanita Ini Yakin Bitcoin & Ethereum Jadi Aset yang Aman dan Stabil.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array