Perusahaan Milik China Ini Lirik Hong Kong untuk Memperluas Pasar Aset Digital

author:

Array

Perusahaan Milik China Ini Lirik Hong Kong untuk Memperluas Pasar Aset Digital

Dalam berita yang mengejutkan, unit dari pengembang milik negara China, Greenland, mengungkapkan rencananya untuk mengajukan lisensi perdagangan aset virtual di Hong Kong.

Langkah berani ini menandai masuknya Greenland ke dunia mata uang crypto dan NFT, menunjukkan ambisi besar mereka untuk menggali potensi pasar ini.

Greenland dan Ambisi Besar di Dunia Crypto

greenland holdings buka pasar aset digital
AZ Coin News

Sebagai salah satu pengembang real estat terbesar di dunia, Greenland selama ini dikenal dengan proyek-properti mewahnya. Namun, dengan pengumuman terbarunya, mereka membuka lembaran baru dengan terjun ke industri aset digital.

Berbicara tentang perkembangan ini, CEO Greenland Financial Technology Group, James Geng Jing, mengatakan,

“Kami ingin memperluas bisnis keuangan digital kami di Hong Kong sebagai pintu gerbang kami ke dunia crypto. Karena Hong Kong meluncurkan rezim peraturan baru untuk platform perdagangan aset virtual, ini adalah waktu yang tepat bagi Greenland untuk masuk ke dalam bisnis ini di Hong Kong.”

Hingga saat ini, Hong Kong diketahui telah meningkatkan aktivitasnya, baik dalam hal penawaran aktual maupun regulasi di ruang crypto dalam beberapa bulan terakhir.

Pemilihan Hong Kong bukanlah tanpa alasan. Hong Kong memiliki regulasi yang ketat namun jelas terkait aset crypto, menjadikannya tempat yang aman dan menarik bagi perusahaan untuk beroperasi.

Dengan mendapatkan lisensi di Hong Kong, Greenland akan memiliki kesempatan untuk menjangkau pasar crypto yang lebih luas dan beragam.

Baca juga: Resmi! Menteri Keuangan Uni Eropa Menyetujui Regulasi Crypto MiCA

Perdagangan Aset Virtual dan NFT Greenland Membuka Peluang Baru

apa itu invisible nft

Berbicara tentang ambisi Greenland di dunia aset digital, Jame Geng Jing menjelaskan bahwa perusahaan melihat adanya peluang besar dalam perdagangan aset virtual dan NFT. Mereka berencana untuk memanfaatkan teknologi blockchain dan crypto untuk memperluas bisnis dan mencapai pasar baru.

NFT, atau token non-fungible, adalah aset digital unik yang tidak dapat ditukar secara langsung dengan aset lain. Greenland melihat NFT sebagai cara baru untuk memonetisasi aset dan menciptakan nilai tambah. Mereka berencana untuk menggunakan teknologi ini untuk menciptakan dan menjual NFT yang unik dan berharga.

Selain itu, menurut eksekutif senior ini, Greenland telah memiliki dua lisensi dari SFC, satu untuk penasihat sekuritas dan satu lagi untuk manajemen aset.

Geng melanjutkan dengan menyatakan, “Memiliki regulasi yang baik dan perlindungan investor sangat penting untuk pengembangan Hong Kong sebagai pusat aset virtual.”

Tidak hanya NFT, dia mencatat bahwa unit Greenland yang baru akan memperdagangkan crypto dan kredit karbon. Lebih lanjut, Greenland Holdings adalah perusahaan milik negara pertama yang menyatakan minatnya untuk bergabung dengan pusat perdagangan aset digital Hong Kong.

Perusahaan ini merupakan pengembang real estat terbesar di Shanghai, dengan pemerintah kota Shanghai menguasai 46,4% saham perusahaan.

Perusahaan ini sangat tertarik untuk melakukan diversifikasi dan telah berekspansi ke sektor lain, termasuk fintech, dalam beberapa tahun terakhir.

Dampak Potensial dan Tantangan di Depan

Langkah Greenland ini, tanpa diragukan lagi, menandai pergeseran signifikan dalam pendekatan bisnis mereka. Namun, terjun ke dunia aset digital tentu saja membawa tantangan sendiri.

Pertama, mereka perlu memastikan bahwa mereka mematuhi semua regulasi yang berlaku di Hong Kong. Kedua, mereka perlu mampu beradaptasi dengan dinamika pasar crypto yang sangat volatil.

Meski demikian, dampak potensial dari langkah Greenland ini sangat besar. Dengan masuknya perusahaan raksasa seperti Greenland ke dunia crypto dan NFT, ini bisa menjadi dorongan besar bagi penerimaan dan pengembangan lebih lanjut dari teknologi ini.

Rencana Greenland untuk mengajukan lisensi perdagangan aset virtual di Hong Kong merupakan langkah berani yang menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam meraih peluang di dunia crypto dan NFT.

Baca juga: Tawarkan Gaji Hingga Rp3,8 Miliar, Amazon Buka Loker Demi Wujudkan Search Interface ala ChatGPT!

Hal ini juga menunjukkan bagaimana perusahaan besar mulai memandang teknologi blockchain dan aset digital sebagai bagian penting dari masa depan mereka. Meski tantangan pasti ada, langkah Greenland ini membuka peluang baru dalam pengembangan dan adopsi aset digital dan NFT.


Referensi:

Array