Fantom dan Kekhawatiran Baru: Apakah USDe Ethena Akan Menjadi Terra Berikutnya?

Array

Fantom dan Kekhawatiran Baru: Apakah USDe Ethena Akan Menjadi Terra Berikutnya?

Jakarta, Pintu News – Andre Cronje, pendiri Fantom, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa USDe dari Ethena Labs dapat memicu kehancuran pasar mirip dengan Terra. Dengan reputasinya sebagai pemimpin pemikiran di dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi), pandangan Cronje menimbulkan diskusi serius tentang masa depan aset digital yang tidak didukung. Simak berita lengkapnya berikut ini!

USDe: Inovasi atau Risiko?

USDe, dolar digital sintetis yang diciptakan oleh Ethena Labs, awalnya dirancang untuk menjadi aset digital yang dapat diandalkan, skalabel, dan tahan terhadap sensor. Dengan kolateral penuh dalam ETH, USDe tidak diklasifikasikan sebagai stablecoin, melainkan sebagai dolar sintetis yang bertujuan menawarkan sistem keuangan yang lebih mudah diakses. Namun, strategi delta hedging yang digunakan Ethena untuk menjaga kestabilan nilai tukar terhadap USD menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutannya dalam jangka panjang.

Pada peluncuran mainnet publiknya pada 19 Februari, USDe menawarkan yield tahunan sebesar 27,6%, jauh lebih tinggi dari yield 20% TerraUSD (UST) di protokol Anchor yang gagal pada Mei 2022, menghapus nilai puluhan miliar dolar dalam beberapa hari. Kekhawatiran muncul tentang bagaimana USDe dapat mempertahankan yield tinggi ini tanpa menghadapi risiko serupa.

Baca Juga: Mendobrak Rekor! Ethena Jadi DApp dengan Pendapatan Tertinggi di Dunia Crypto

Kekhawatiran Cronje: Dari Perdagangan Perpetual ke Aset yang Tidak Didukung

kekhawatiran cronje
Sumber: Akun X Andre Cronje

Cronje menyoroti masalah dengan tarif pendanaan dalam kontrak futures perpetuity, menunjukkan bahwa ketika pasar berubah dan tarif pendanaan menjadi negatif, margin atau kolateral dapat dilikuidasi, menghasilkan aset yang tidak didukung. Ini menimbulkan risiko signifikan bagi USDe, yang dapat mengalami nasib serupa dengan Terra jika kondisi pasar berubah secara drastis.

Ethena Labs, di sisi lain, menegaskan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tarif pendanaan negatif, termasuk dana asuransi darurat dan mekanisme arbitrase. Namun, perbandingan dengan model TerraUST dan kegagalan FTX menunjukkan bahwa risiko dalam DeFi sering kali sulit diprediksi dan dinilai.

Baca Juga: Ethena USDe: Stablecoin dengan Imbal Hasil Tinggi yang Menuai Kontroversi

Masa Depan USDe: Antara Inovasi dan Stabilitas

Sementara USDe menjanjikan untuk mengatasi trilema stablecoin dengan fokus pada desentralisasi, efisiensi modal, dan stabilitas, pertanyaan tetap ada tentang bagaimana protokol ini akan mempertahankan keseimbangan ini dalam menghadapi dinamika pasar yang berubah. Dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu dan potensi risiko yang diidentifikasi oleh pemimpin pemikiran seperti Cronje, komunitas crypto dihadapkan pada dilema antara merangkul inovasi dan mempertahankan stabilitas dalam ekosistem yang terus berkembang.

Dalam dunia crypto yang penuh ketidakpastian, kasus USDe menyoroti pentingnya manajemen risiko dan transparansi dalam pengembangan aset digital. Apakah USDe akan membuktikan dirinya sebagai inovasi yang berkelanjutan atau menjadi peringatan lain tentang risiko aset yang tidak didukung, hanya waktu yang akan memberi tahu.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array