Sebuah Dokumen Ungkapkan USDT Gunakan Jaminan Sekuritas China, Begini Respon Tether

author:

Array

Sebuah Dokumen Ungkapkan USDT Gunakan Jaminan Sekuritas China, Begini Respon Tether

Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, USDT, dikabarkan pernah menggunakan sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan China sebagai bagian dari cadangan mereka. Dokumen baru yang diterbitkan oleh Kantor Jaksa Agung New York mengungkapkan fakta ini, menambahkan bab baru dalam saga Tether yang berkelanjutan.

Hubungan yang Tak Terduga antara Tether dan Sekuritas China

profit tether di 2023
PYMNTS

Dokumen yang diterbitkan oleh Kantor Jaksa Agung New York menunjukkan bahwa Tether Holdings Ltd., penerbit USDT, pernah mencantumkan sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan China dalam portofolio cadangannya. Cadangan ini bertujuan untuk menjaga nilai 1:1 dengan aset yang mendasarinya, dalam hal ini adalah dolar Amerika Serikat.

Menurut laporan Bloomberg, dokumen yang disajikan oleh Jaksa Agung New York, Letitia James, menunjukkan bahwa Tether pernah memiliki sekuritas dari perusahaan negara China yang terkemuka. Sekuritas yang dimaksud jatuh tempo pada tahun 2020 atau 2021. Namun, jangka waktu kepemilikan Tether atas sekuritas ini masih belum diketahui.

Baca juga: Whale Menjual Besar-besaran Bikin Nilai USDT Turun, Ada Apa?

Mengutip laporam BeInCrypto, dalam menanggapi laporan yang meluas, Tether mengeluarkan pernyataan yang mengutuk liputan tersebut.

“Pada akhirnya, keputusan Bloomberg, CoinDesk atau outlet media lainnya untuk menyajikan informasi ini kepada para pembacanya kemungkinan besar dilakukan dengan tergesa-gesa dengan sedikit perhatian pada peristiwa atau fakta terkini. Kami tidak memaafkan perilaku ini.”

Tether dan Kontroversi Cadangan

Tether telah lama berjuang melawan rumor dan spekulasi tentang cadangannya. Tahun lalu, Tether merilis blog yang mengecam desas-desus tersebut. Mereka menulis,

“Tether menyadari rumor yang menyebar bahwa portofolio kertas komersial kami didukung 85% oleh kertas komersial China atau Asia dan diperdagangkan dengan diskon 30%. Rumor ini sepenuhnya salah dan kemungkinan besar menyebar untuk menimbulkan kepanikan lebih lanjut untuk menghasilkan keuntungan tambahan dari pasar yang sudah tertekan.”

Namun, dokumen baru yang diterbitkan oleh Kantor Jaksa Agung New York menunjukkan bahwa Tether pernah memiliki sebagian cadangan mereka dalam bentuk sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan China.

Meskipun Tether telah menegaskan bahwa mereka tidak lagi memiliki paparan terhadap sekuritas China dan berencana untuk mengurangi kepemilikan kertas komersial mereka menjadi nol, pengungkapan ini menambahkan bab baru dalam saga Tether yang berkelanjutan.

Pada tahun 2021 lalu, Tether mencapai penyelesaian dengan Kantor Jaksa Agung New York atas tuduhan bahwa mereka memberikan informasi yang menyesatkan tentang cadangan mereka dan kerugian tertentu. Sebagai bagian dari penyelesaian tersebut, Tether menyerahkan dokumen penting seperti surat, akun bank, cadangan, dan alamat dompet kepada Kantor Jaksa Agung New York.

Tether dan Masa Depan Stablecoin

Tether (USDT) mendominasi pasar stablecoin sebagai stablecoin yang paling populer dan banyak digunakan, dengan mudah melampaui pesaingnya seperti USD Coin (USDC). Sejak peluncurannya pada tahun 2014, Tether adalah stablecoin pertama yang memasuki pasar. Saat ini, Tether memiliki kapitalisasi pasar sekitar $83 miliar.

Sejak peluncurannya, stablecoin telah menjadi bagian penting dari ekosistem crypto. Mereka juga menjadi komponen kunci dari keuangan desentralisasi (DeFi). Stablecoin memfasilitasi transaksi yang mulus, menyediakan likuiditas, dan mengurangi paparan terhadap volatilitas harga.

Baca juga: Ekonomi Turki Krisis, Warganya Lebih Memilih Stablecoin Tether (USDT)

Meskipun Tether telah menjadi pemimpin dalam ruang ini, mereka telah menghadapi sejumlah kontroversi dan kritik. Pengungkapan terbaru tentang penggunaan sekuritas China dalam cadangan mereka mungkin akan menambah keraguan dan pertanyaan tentang praktik dan transparansi Tether.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array