Deutsche Bank Manfaatkan Teknologi Blockchain untuk Mengatasi Margin Compression!

author:

Array

Deutsche Bank Manfaatkan Teknologi Blockchain untuk Mengatasi Margin Compression!

Jakarta, Pintu News – Deutsche Bank AG, raksasa perbankan Jerman, berencana untuk memanfaatkan teknologi blockchain untuk mengatasi masalah margin compression di sektor jasa keuangan.

Bank telah mulai menguji platform berbasis jaringan Ethereum untuk tujuan ini. Simak lebih lanjut, yuk!

Deutsche Bank Berupaya Mengatasi Tekanan Margin

Platform yang diuji oleh Deutsche Bank menyediakan layanan digital untuk dana tokenized melalui Project Guardian, sebuah inisiatif oleh Monetary Authority of Singapore (MAS).

Baca juga: Ripple Kembali Donasikan $25 Juta ke PAC Crypto Fairshake, Total Donasi Mencapai $50 Juta!

Proyek ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi likuiditas dan efisiensi yang ditawarkan oleh teknologi blockchain.

Seiring dengan semakin populernya produk investasi pasif di pasar, manajer investasi menghadapi penurunan pendapatan biaya yang berkelanjutan. Menurut sebuah studi oleh Boston Consulting Group, biaya manajemen aset rata-rata turun menjadi 22 basis poin pada tahun 2023, turun dari 25 basis poin pada tahun 2015 dan 26 basis poin pada tahun 2010.

Project Guardian merupakan inisiatif bersama antara pembuat kebijakan dan lembaga keuangan yang bertujuan untuk menyelidiki aplikasi tokenisasi dalam sektor pendapatan tetap, manajemen aset, dan valuta asing.

Anand Rengarajan, kepala sekuritas Deutsche Bank di Asia Pasifik, mengatakan:

“Ini akan membantu kami tetap relevan, karena dengan jenis margin compression yang memengaruhi industri jasa keuangan secara keseluruhan, satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan berinovasi.”

Memanfaatkan solusi blockchain dan kontrak pintar juga dapat membantu raksasa perbankan ini menurunkan biaya, risiko, dan waktu transaksi, tambahnya.

Menjelajahi Layanan Tokenisasi Dana

tokenisasi
Generated by AI

Deutsche Bank akan memperkenalkan layanan pencatatan untuk membantu penerbit tokenisasi dana dalam memantau investor, pengaturan kustodian, dan penilaian.

Menurut Rengarajan, inisiatif ini menggarisbawahi komitmen bank untuk memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan efisiensi.

Baca juga: Deutsche Bank Resmi Bergabung dengan Proyek Tokenisasi Aset Singapura!

Desain platform memprioritaskan interoperabilitas, memastikan aksesibilitas bagi manajer dana terlepas dari teknologi blockchain yang mendasarinya.

Meskipun saat ini dalam tahap proof-of-concept, Rengarajan lebih lanjut membayangkan komersialisasi sebagai tujuan akhir untuk proyek tersebut. Dia menambahkan:

“Kami mengantisipasi bahwa investasi yang dilakukan selama dua hingga tiga tahun ke depan, bersama dengan upaya sebelumnya, akan membuka jalan bagi masa depan komersial yang menjanjikan.”

Dalam upaya kolaboratif, Deutsche Bank bermitra dengan perusahaan teknologi kripto Swiss Taurus SA tahun lalu untuk memulai pengembangan layanan kustodian aset digital. Bulan lalu, raksasa perbankan itu juga menyebut Bitcoin sebagai kelas aset yang penting.

Penutup

Deutsche Bank percaya bahwa teknologi blockchain dapat memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri jasa keuangan.

Dengan memanfaatkan platform berbasis blockchain, bank bertujuan untuk mengurangi biaya, risiko, dan waktu transaksi, serta meningkatkan efisiensi dan likuiditas.

Project Guardian merupakan contoh bagaimana teknologi blockchain dapat digunakan untuk berinovasi dan mendorong pertumbuhan di sektor keuangan.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array