Dampak Halving Bitcoin: Penambang AS Terancam Gulung Tikar
Halving Bitcoin yang akan datang pada tanggal 24 April 2023 mendatang diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap industri penambangan Bitcoin. Penurunan hadiah penambangan Bitcoin dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC dapat menyebabkan banyak penambang Bitcoin, terutama di Amerika Serikat, menjadi tidak menguntungkan.
Hal ini dapat memicu terjadinya “blood bath” di pasar saham penambangan Bitcoin dan memaksa beberapa penambang untuk pindah ke negara lain dengan biaya listrik yang lebih murah.
Dampak Halving Bitcoin terhadap Penambang AS
Potensi perlambatan harga Bitcoin setelah halving dapat menurunkan harga saham penambang Bitcoin publik dengan biaya tinggi di Amerika Serikat. Hal ini dapat menyebabkan beberapa penambang bahkan terpaksa pindah ke luar negeri.
Jaran Mellerud, pendiri dan kepala strategi penambangan Hashlabs Mining, memperkirakan bahwa jika harga Bitcoin tidak naik secara substansial setelah halving, maka akan terjadi “blood bath” di pasar saham penambangan karena investor crypto menyadari bahwa perusahaan-perusahaan penambangan ini hampir tidak menghasilkan uang.
Baca Juga: Daftar Terbaru 545 Aset Crypto Legal di Indonesia, Peluang Investasi Baru?
Jika Bitcoin gagal mengalami kenaikan harga yang signifikan sebelum interval tiga hingga empat bulan tersebut, maka sebagian besar jaringan penambangan mungkin harus mematikan mesin mereka, terutama mereka yang membayar biaya hosting sebesar $0,07 per kWh atau lebih. Konsentrasi besar penambang yang tidak efisien ini sebagian besar berada di Amerika Serikat.
Pergeseran Hash Rate Bitcoin ke Negara Lain
Akibatnya, Mellerud memperkirakan bahwa sebagian dari hash rate Bitcoin akan bergeser dari Amerika Serikat ke negara-negara dengan biaya listrik yang lebih murah, khususnya di Afrika dan Amerika Latin. Ethiopia, Nigeria, dan Kenya disebut-sebut sebagai negara-negara Afrika yang paling siap untuk menangkap bagian hash rate yang lebih besar jika terjadi migrasi penambangan.
Ethiopia, khususnya, memiliki “surplus tenaga air yang besar” dan memiliki beberapa penambang Tiongkok yang pindah ke sana untuk menambang. Mellerud memperkirakan bahwa Ethiopia akan mengambil alih 5-10% dari total hash rate Bitcoin selama beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, Mellerud mengatakan Argentina dan Paraguay adalah negara penambangan paling menjanjikan di Amerika Selatan. Kedua negara ini memiliki biaya listrik yang rendah dan infrastruktur yang mendukung penambangan Bitcoin.
Penutup
Halving Bitcoin yang akan datang dapat berdampak signifikan terhadap industri penambangan Bitcoin, terutama di Amerika Serikat. Penurunan hadiah penambangan Bitcoin dapat menyebabkan banyak penambang Bitcoin menjadi tidak menguntungkan dan memicu terjadinya “blood bath” di pasar saham penambangan Bitcoin.
Beberapa penambang mungkin terpaksa pindah ke negara lain dengan biaya listrik yang lebih murah, seperti Ethiopia, Nigeria, Kenya, Argentina, dan Paraguay.
Baca Juga: Skandal Terungkap! Binance Setuju Bayar Denda Miliaran Dolar dalam Kesepakatan Hukum
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Cointelegraph. Bitcoin Mining Difficulty Skyrockets, New Satoshi Emails Revealed and More: Hodler’s Digest, Feb. 18–24. Diakses pada tanggal 26 Februari 2024
- Cointelegraph. Bitcoin (BTC) Halving Could Move Mining Out United States. Diakses pada tanggal 26 Februari 2024
- Featured Image: The image created by AI