CancerGPT: AI Baru yang Mampu Prediksi Efek Kombinasi Obat pada Pasien Kanker!
Para peneliti di Amerika Serikat telah merancang model kecerdasan buatan (AI) revolusioner, CancerGPT, yang memanfaatkan model bahasa pra-latih (LLM) untuk memprediksi efek kombinasi obat terhadap jaringan manusia langka yang ditemukan pada pasien kanker.
Terobosan ini bisa menjadi langkah besar dalam penelitian medis, terutama di bidang yang memiliki data terstruktur dan ukuran sampel yang terbatas. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Model AI CancerGPT: Menguak Kombinasi Obat untuk Kanker
Dilansir dari Decrypt, Tim gabungan dari University of Texas dan University of Massachusetts telah melakukan studi menggunakan LLM untuk mengekstrak pengetahuan dari teks penelitian medis, kemudian mengaplikasikannya pada tugas inferensi biologis yang diusulkan. Tim menunjukkan bahwa model tersebut berhasil mencapai akurasi yang signifikan.
“Hasil eksperimen kami, yang melibatkan tujuh jaringan langka dari berbagai tipe kanker, menunjukkan bahwa model prediksi berbasis LLM mencapai akurasi yang signifikan dengan sampel sangat sedikit atau bahkan nol,” bunyi makalah penelitian tersebut.
Baca Juga: Revolusi Trading Crypto, Bitget Luncurkan Fitur AI untuk Strategi Grid Trading!
Pemanfaatan AI dalam Penelitian Medis: Fokus pada 2023
Penggunaan AI dalam penelitian medis menjadi topik hangat pada tahun 2023. Dilaporkan bahwa Ankh, sebuah LLM yang memahami bagaimana protein berkomunikasi, telah diciptakan oleh para ahli dari University of Munich dan Columbia bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Protinea.
Selain itu, sekelompok peneliti lainnya menggunakan teknologi AI untuk mengidentifikasi tiga kandidat obat senolitik yang berpotensi memperlambat proses penuaan dan mengurangi penyakit yang terkait dengan usia, dengan membunuh apa yang disebut “sel zombie.”
Baca Juga: Transformasi Revolusioner Sound.xyz: Mengubah Industri Musik dengan Teknologi Web3!
CancerGPT dan Masa Depan AI dalam Penelitian Kanker
CancerGPT adalah LLM dengan sekitar 124 juta parameter, sebanding dengan model GPT-3 yang disempurnakan, yang memiliki sekitar 175 juta parameter. Meski demikian, peneliti mencatat bahwa akurasi argumen yang dihasilkan tidak selalu bisa diverifikasi dan mungkin rentan terhadap halusinasi.
Meski demikian, peneliti percaya bahwa tipe kanker yang memiliki data terstruktur terbatas masih memiliki informasi berharga dalam literatur ilmiah. Dengan memanfaatkan kekuatan model bahasa pra-latih, mereka dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dan mendapatkan “generalisasi,” yang meningkatkan kapasitas mereka untuk membuat prediksi untuk reaksi masa depan.
Walaupun ada potensi tantangan, hasil studi ini menyoroti nilai teknologi AI dalam biologi modern. Mulai dari meningkatkan personalisasi hingga meningkatkan efisiensi dan tingkat keberhasilan, AI terbukti menjadi agen perubahan. Jadi, apakah kamu siap menyambut era baru dalam penelitian kanker dengan bantuan AI?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca
Referensi:
- Decrypt. Meet CancerGPT: An AI That Predicts the Results of Cancer Treatment Research. Diakses tanggal: 13 Juli 2023
- EuroNews.Net. ChatGPT has ‘great potential’ to improve cancer prevention and screening, study finds. Diakses tanggal: 13 Juli 2023