Harga Bitcoin Meroket ke Rp1 Miliar Menjelang Halving, akankah BTC Capai Rekor ATH Baru?
Dalam sebuah pergerakan yang mengejutkan pasar, harga Bitcoin melonjak lebih dari 11% mencapai puncak baru di tahun 2024 yaitu $64.000 atau setara dengan Rp1 miliar pada 29 Februari 2024.
Lonjakan dramatis yang merupakan bagian dari kenaikan harga 50% selama bulan ini banyak dikaitkan dengan antisipasi para investor terhadap event halving Bitcoin yang akan datang, yang biasanya diikuti oleh aksi harga yang kuat ke atas.
Harga Bitcoin Naik 11,81% dalam Waktu 24 Jam
Pada 29 Februari 2024 dini hari, Pintu market mencatat harga Bitcoin (BTC) melonjak cukup signifikan, yakni 11,81% dalam waktu 24 jam terakhir. BTC sempat menyentuh harga terendahnya di Rp893.434.558 sebelum akhirnya meroket ke harga tertinggi terbarunya di tahun 2024 Rp1.000.530.777.
Baca juga: Meledak! Harga Bitcoin Tembus Rp970 Juta Hari Ini, Capai Nilai Tertinggi Sejak 2 Tahun Lalu
Tidak hanya itu, kapitalisasi pasar Bitcoin juga megalami kenaikan sebesar 7,72% menjadi $1,2 triliun, dengan volume perdagangan $87 miliar dalam waktu 24 jam terakhir, menurut data dari laman CoinMarketCap (29/2/24).
Antisipasi Halving dan ETF
Kenaikan harga Bitcoin kali ini tidak hanya didorong oleh antisipasi halving yang akan datang, tetapi juga oleh aliran masuk yang stabil ke dalam ETF Bitcoin spot yang baru diluncurkan. Hal ini dianggap memainkan peran kritis dalam aksi harga Bitcoin saat ini.
Analis teknis telah memperingatkan bahwa struktur pasar Bitcoin saat ini dan tingginya tingkat pendanaan di seluruh pasar adalah tanda penggunaan leverage yang berat, yang pada akhirnya akan menyebabkan koreksi yang dipicu oleh likuidasi.
Di sisi lain, para analis opsi mengabaikan klaim bahwa pergerakan harga ini terlalu berlebihan. Mereka menyatakan pandangan bahwa reli harga Bitcoin saat ini masih memiliki dasar yang kuat.
Dengan mengutip data pasar opsi Bitcoin, minat terbuka, dan tingkat pendanaan, analis Chris Newhouse menyatakan bahwa reli terkini memiliki aspek pergerakan yang didorong oleh derivatif, dikombinasikan dengan permintaan spot yang kuat akibat inflow rekor ke dalam ETF.
Baca juga: Hut 8 Membangun Situs Penambangan Kripto 63MW di Texas!
Kekuatan Pasar dan Indeks Kekuatan Relatif
Lebih lanjut, analisis pasar independen Nunya Bizniz menambahkan perspektif bullish terhadap harga Bitcoin, mencatat bahwa Indeks Kekuatan Relatif (RSI) Bitcoin berada di atas 70.
Hal ini menonjol karena dalam siklus pasar sebelumnya, harga BTC tetap dalam tren naik setidaknya selama 335 hari setelah RSI menembus 70. Ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi flash crash ke $58.700 setelah mencapai $64.000, kemungkinan besar ini hanya merupakan hasil dari dinding jual pada level tersebut dan pembersihan posisi long yang terlambat.
Bitcoin saat ini hanya berjarak kurang dari 13% dari rekor tertinggi sepanjang masa, dan banyak investor ritel dan institusional mengharapkan level rekor $68.900 akan terlampaui sebelum halving pasokan, yang dijadwalkan terjadi dalam sekitar 52 hari.
Apa Langkah Selanjutnya?
Dengan semua indikator ini, pasar crypto tampaknya sedang bersiap untuk fase baru. Apakah Bitcoin akan mencapai rekor baru sebelum halving atau akan mengalami koreksi, hanya waktu yang akan memberi tahu.
Namun, satu hal yang pasti, volatilitas pasar crypto selalu menawarkan peluang bagi para investor yang waspada.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Cointelegraph. Bitcoin price hits $64K as traders anticipate new all-time high before halving. Diakses pada 29 Februari 2024
- The Mootley Fool. Why Bitcoin Popped Over $64,000 and Plunged to $59,000 in Minutes Today. Diakses pada 29 Februari 2024