Bitcoin ETF Pertama di Eropa Dapat Label ESG, Kontroversi atau Inovasi?

author:

Array

Bitcoin ETF Pertama di Eropa Dapat Label ESG, Kontroversi atau Inovasi?

Jacobi Asset Management telah meluncurkan ETF Bitcoin pertama di Eropa yang diklasifikasikan sebagai ‘Dana Artikel 8’ di bawah Regulasi Pengungkapan Keuangan Berkelanjutan Eropa (SDFR). Langkah ini telah menimbulkan kontroversi dan perdebatan mengenai apakah Bitcoin, yang dikenal karena konsumsi energi tinggi, layak mendapatkan label investasi ramah lingkungan. Simak selengkapnya di bawah, yuk!

Label ESG: Apa yang Diklaim oleh Jacobi?

jacobi bitcoin etf
Sumber: CoinMarketCap

Jacobi Asset Management mengklaim bahwa ETF mereka, yang dikenal sebagai Jacobi FT Wilshire Bitcoin ETF, adalah “sepenuhnya terdekarbonisasi” karena investasi parsialnya dalam Sertifikat Energi Terbarukan (RECs).

Baca juga: Koleksi Digital STEWARD di Blockchain Celo Gabungkan Seni dan Koservasi Alam

CEO Jacobi, Martin Bednall, mengatakan bahwa ETF ini akan mendukung proyek energi terbarukan yang cukup untuk menutupi emisi gas rumah kaca dari energi yang digunakan untuk menambang Bitcoin yang dilacak oleh ETF.

“Kami telah bekerja erat dengan Jacobi Asset Management untuk membantu mereka membangun penawaran crypto yang sejalan dengan ESG dan tahan uji masa depan untuk pelanggan mereka,” kata Kirsteen Harrison, Manajer Lingkungan di Zumo.

Kontroversi dan Skeptisisme

Meskipun label ESG (Environmental, Social, and Governance) telah disambut baik oleh banyak pihak, ada juga skeptisisme dari para ahli dan lingkungan. Menurut Cambridge Center for Alternative Finance, hanya 38% dari penambangan Bitcoin yang dilakukan menggunakan energi berkelanjutan.

Anders Bjørn, penulis utama artikel 2022 tentang RECs yang diterbitkan di Nature Climate Change, mengatakan,

“Klaim dekarbonisasi ini hanya kredibel jika Jacobi Asset Management dapat menunjukkan bahwa pembelian RECs mereka menyebabkan jumlah energi terbarukan yang setara dihasilkan.”

Matthew Brander, Dosen Senior dalam Akuntansi Karbon di University of Edinburgh Business School, juga menunjukkan bahwa menggunakan RECs untuk memenuhi strategi dekarbonisasi “tidak kredibel”. Dia mengatakan bahwa membeli RECs tidak mewakili hubungan dunia nyata antara aset digital dan tenaga terbarukan.

Baca juga: Greenpeace vs Bitcoin: Pertarungan Lingkungan yang Kontroversial!

Implikasi dan Dampak di Masa Depan

Langkah oleh Jacobi ini dapat membentuk kebijakan global dan mempengaruhi bagaimana aset kripto dilihat dalam konteks ESG. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa ini bisa menjadi bentuk “greenwashing”, di mana perusahaan menggunakan label ESG sebagai alat pemasaran tanpa membuat perubahan substansial terhadap dampak lingkungannya.

Penelitian oleh MorningStar menemukan bahwa hampir seperempat dari dana yang mengklaim “mempromosikan” keberlanjutan di bawah hukum Eropa, tidak layak mendapatkan label ESG.

Pada akhirnya, langkah berani Jacobi Asset Management dalam meluncurkan ETF Bitcoin dengan label ESG di Eropa menandai sebuah momen penting dalam evolusi aset crypto dan investasi berkelanjutan. Meskipun inisiatif ini membuka peluang untuk integrasi lebih lanjut antara dunia crypto dan keberlanjutan, tetap ada kebutuhan untuk mendekati klaim ESG dengan hati-hati dan kritis.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Array