Asia Tenggara Jadi Sorotan Industri Web3 dan Crypto, Apa Kabar Indonesia?
Bali, Pintu News – Asia Tenggara, dengan Indonesia sebagai salah satu pemain utamanya, kini menjadi sorotan dunia dalam industri Web3, blockchain, dan crypto. Dengan populasi muda yang besar dan pertumbuhan kelas menengah yang pesat, kawasan ini menunjukkan potensi besar sebagai pusat adopsi teknologi crypto dan Web3.
Perkembangan ini pun menjadi salah satu topik pembahasan menarik dalam sesi Clash of the Titans: Decentralized vs Centralized Trading di acara Coinfest Asia 2023 yang diselenggarakan 24 Agustus hingga 25 Agustus 2023 di Bali. Bahas lebih lanjut, yuk!
Populasi Muda: Kunci Adopsi Teknologi Baru
Menanggapi perihal pertumbuhan industri Web3, blockchain dan crypto di di Asia Tenggara, salah satu pembicara acara Coinfest Asia 2023, Yudhono Rawis dari Tokocrypto, menyoroti bagaimana populasi muda di Asia Tenggara memainkan peran penting dalam adopsi teknologi baru.
“Banyak populasi muda di sini,” kata Yudhono.
Menurutnya, semakin banyak regulator yang mulai melihat pentingnya regulasi di ruang crypto, terinspirasi oleh dinamika populasi muda yang terus mencari inovasi.
Baca juga: 5 Negara Ini Pimpin Adopsi Blockchain. Bagaimana Dengan Indonesia?
Meski begitu, Yudhono mengungkapkan bahwa mungkin Indonesia akan mengalami kesulitan untuk menyalip Vietnam, tetapi ia optimis bahwa Indonesia memiliki peluang menjadi pusat adopsi teknologi crypto dan Web3.
Di sisi lain, Jeth Soetoyo, Founder & CEO Pintu berpendapat bahwa “regulasi di Asia Tenggara cukup bersahabat dengan perusahaan-perusahaan crypto” di bandingkan dunia Barat dalam satu tahun terakhir, yang mana menjadi salah satu alasan pertumbuhan industri ini.
Tidak hanya itu, menurut Jeth, faktor lain dari pertumbuhan yang ada adalah
“Orang-orang di sini menyukai produk dengan risiko tinggi dan hasil yang tinggi. Kecenderungan ini memiliki kecocokan alami dengan crypto.”
Pertumbuhan Kelas Menengah dan Adopsi Teknologi
Sementara itu, Naman Sehgal, Co-Founder & COO ZKX, menggarisbawahi potensi besar pasar Indonesia dan Asia Tenggara lainnya.
“Indonesia, bersama dengan pasar-pasar berkembang lainnya, memiliki salah satu median disposble income tertinggi dengan pertumbuhan kelas menengah yang pesat,” ungkap Naman dalam acara Coinfest Asia (24/8/23).
Dia juga menekankan bagaimana kawasan ini memiliki sejarah sebagai salah satu pasar perdagangan terbesar di dunia, dengan jumlah trader terbanyak di kawasan Asia.
Baca juga: Gelombang Baru Adopsi Crypto di Indonesia: XRP dan 500 Token Lainnya Kini Legal Diperdagangkan!
Web3: Solusi Efisien untuk Masalah Fundamental
“Mengapa crypto dan Web3?” Naman menjelaskan bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki sejarah panjang dalam investasi modal ventura di Web2 untuk mengatasi masalah-masalah fundamental seperti pembayaran peer-to-peer.
“Web3 menawarkan solusi untuk setiap masalah ini dengan cara yang lebih efisien dan efektif,” kata Naman.
Lebih lanjut, dia percaya bahwa adopsi massal pengguna berikutnya akan berasal dari Asia Tenggara.
Pada akhirnya, dengan kombinasi populasi muda, pertumbuhan kelas menengah yang pesat, dan sejarah perdagangan yang kuat, Asia Tenggara, khususnya Indonesia, siap menjadi pemain utama dalam revolusi crypto dan Web3. Para pemimpin industri ini optimis bahwa kawasan ini akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan industri crypto global.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.