AI atau Bangkrut? Sektor Penambangan Kripto Cari Opsi di Tengah Penurunan Mining BTC!

Array

AI atau Bangkrut? Sektor Penambangan Kripto Cari Opsi di Tengah Penurunan Mining BTC!

Jakarta, Pintu News – Sektor penambangan Bitcoin sedang menghadapi masa sulit, dengan pendapatan yang terus menurun tajam. Di tengah ketidakpastian ini, banyak perusahaan penambangan Bitcoin yang mulai mencari diversifikasi ke pusat data komputasi berkinerja tinggi (high-performance computing) dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Peralihan Penambang Bitcoin ke AI

penambangan bitcoin phoenix group
Sumber: Crypto Briefing

Seiring penurunan harga Bitcoin yang signifikan, banyak perusahaan penambangan mempertimbangkan untuk beralih ke pusat data yang mendukung AI. Namun, menurut Phil Harvey, CEO Sabre56, transisi ini lebih rumit daripada yang terlihat.

Meskipun biaya operasi penambangan Bitcoin berkisar antara Rp4,6 miliar hingga Rp5,3 miliar ($300.000 hingga $350.000) per megawatt, pusat data AI memerlukan investasi jauh lebih tinggi, yaitu antara Rp46 miliar hingga Rp76,9 miliar ($3 juta hingga $5 juta) per megawatt. Artinya, peningkatan biaya bisa mencapai 10 hingga 15 kali lipat.

Selain itu, dari seluruh daya yang tersedia, hanya sekitar 20% dari portofolio penambang yang bisa diarahkan untuk mendukung komputasi berkinerja tinggi. Hal ini membuat transisi ke AI jauh lebih kompleks dan memerlukan sumber daya yang lebih besar dari yang mungkin dapat disediakan oleh sebagian besar penambang Bitcoin.

Baca Juga: Trader Cetak Untung $10 Juta dari Meme Coin dengan Modal $1.200! Gimana Caranya?

Penurunan Pendapatan Penambang Bitcoin

Perjuangan sektor penambangan Bitcoin diperparah oleh penurunan pendapatan yang signifikan. Pada Agustus, pendapatan penambang mencapai titik terendah sejak September 2023, dengan jumlah koin yang ditambang terus menurun. Pada bulan tersebut, pendapatan penambang turun lebih dari 10%, dari Rp14,2 triliun ($927 juta) di bulan Juli menjadi Rp12,6 triliun ($820 juta). Ini juga merupakan penurunan sebesar 57% dari puncaknya sebesar Rp29,6 triliun ($1,93 miliar) pada Maret.

Biaya operasional penambangan yang besar semakin memperburuk situasi. Jika biaya ini melebihi imbalan yang diperoleh, para penambang mungkin akan dipaksa untuk menyerah. Karena itu, banyak dari mereka yang mulai mencari aliran pendapatan alternatif, seperti komputasi berkinerja tinggi, guna menstabilkan operasi mereka.

Potensi Keuntungan dari Diversifikasi ke AI

Menurut proyeksi dari VanEck, perusahaan penambangan Bitcoin yang diperdagangkan secara publik dapat menghasilkan pendapatan tambahan yang substansial dengan mengalokasikan 20% dari kapasitas energi mereka untuk AI dan komputasi berkinerja tinggi. Potensi tambahan pendapatan tahunan bisa mencapai Rp214 triliun ($13,9 miliar) per tahun selama 13 tahun ke depan.

Kesimpulannya, meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, transisi sektor penambangan Bitcoin ke AI dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi penurunan pendapatan saat ini. Keberhasilan atau kegagalan langkah ini akan sangat bergantung pada bagaimana para penambang mengelola sumber daya mereka dan beradaptasi dengan kebutuhan industri yang baru ini.

Baca Juga: Shiba Inu Diprediksi Meroket 100.000%, Bitcoin 420%!

Pintu kini telah hadir dalam versi web trading crypto. Daftar akun login Pintu untuk memanfaatkan fitur trading terlengkap, likuiditas tinggi, dan biaya trading terendah. Cek kurs BTC/IDR, ETH/IDR, SOL/IDR dan aset crypto lainnya secara mudah di Pintu Pro Web.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.

*Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca
.

Referensi:

Array