5 Layer 1 Crypto List Teratas, Apa yang Harus Diperhatikan di 2024?
Memasuki tahun 2024, dunia crypto terus berkembang dengan pesat, dan di antara berbagai inovasi yang muncul, 5 layer 1 crypto list ini menonjol sebagai kandidat utama yang perlu kamu perhatikan untuk investasi dan pengembangan teknologi blockchain.
Simak lebih lanjut mengenai layer 1 crypto list di bawah ini!
Bitcoin (BTC): Blockchain Layer 1 Terbaik Secara Keseluruhan untuk Investor Jangka Panjang
Meskipun kenaikan jangka pendek mungkin lebih rendah jika dibandingkan dengan mata uang crypto lainnya, Bitcoin menjadi salah satu opsi terbaik secara keseluruhan. Bitcoin adalah blockchain layer 1 asli yang diluncurkan pada tahun 2009. Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar terbesar dari semua mata uang crypto. Dan pada puncaknya, nilainya mencapai lebih dari $1,4 triliun.
Baca juga: 100 Hari Menuju Bitcoin Halving 2024: Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui!
Terdapat banyak sentimen bullish yang mengelilingi Bitcoin saat ini, bersamaan dengan diterimanya Bitcoin ETF Spot oleh SEC di awal tahun 2024 ini. Tidak hanya itu, di tahun ini juga akan ada peristiwa halving Bitcoin, yang diperkirakan akan terjadi pada bulan April 2024.
Bitcoin halving ini akan mengurangi pasokan Bitcoin baru dalam 10 menit sebesar 50%, menjadi 3,125 BTC. Pada akhirnya, meskipun beberapa analis percaya bahwa Bitcoin dapat menembus angka $100.000 tahun depan, ini hanyalah permulaan.
Ethereum (ETH): Blockchain Layer 1 Paling Populer Dengan Pengembang dApp
Ethereum adalah proyek crypto layer 1 yang paling populer dengan pengembang aplikasi terdesentralisasi (dApp). Meskipun sebagian besar tidak aktif, ada ratusan ribu token sekunder di jaringan Ethereum. Token yang aktif mewakili beberapa mata uang crypto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. Ini termasuk Metavers seperti Sandbox, Axie Infinity, dan Decentraland.
Ethereum juga menjadi tuan rumah bagi beberapa bursa terdesentralisasi terbaik, termasuk Uniswap dan Sushiswap. Platform keuangan terdesentralisasi juga mendukung Ethereum, baik itu Aave, Yearn.finance, atau Compound. Yang terpenting, setiap proyek di jaringan Ethereum membayar biaya transaksi dalam ETH, memastikan mata uang crypto terbesar kedua di dunia ini tetap diminati.
Baca juga: Upgrade Ethereum Dencun Melepaskan Proto Danksharding di Goerli Testnet!
Meskipun Ethereum menghadapi persaingan yang semakin ketat dari blockchain layer 1 lainnya, Ethereum masih mendominasi sebagian besar pasar dApp.
Solana (SOL): Salah Satu Blockchain Layer 1 Tercepat dan Efisien
Solana juga merupakan salah satu proyek crypto layer 1 terbaik untuk investor jangka panjang. Pertanyaan utama yang ditanyakan oleh para analis adalah apakah Solana akan mengambil pangsa pasar yang signifikan dari Ethereum.
Sebagai contoh, menurut data CoinMarketCap, hanya ada 218 mata uang crypto dalam ekosistem Solana. Sebaliknya, Ethereum memiliki ribuan.
Meskipun begitu, selagi Ethereum dapat menangani sekitar 30 transaksi per detik, Solana telah menangani lebih dari 65.000 transaksi selama fase pengujian. Hal ini membuatnya jauh lebih cocok untuk menangani throughput transaksi yang besar. Solana juga jauh lebih murah daripada Ethereum, biaya transaksi rata-rata SOL setara dengan $0,00025.
BNB (BNB): Didukung Blockchain Layer 1 yang Mendukung Ekosistem Binance
Sebagai mata uang crypto layer 1 terbesar ketiga berdasarkan kapitalisasi pasar, BNB juga layak dipertimbangkan. Jaringan blockchain ini mendukung ekosistem Binance. Sama seperti Ethereum dan Solana, BNB Chain mendukung kontrak pintar dan dApps. Ada ribuan proyek yang beroperasi di BNB, yang dikenal sebagai token BEP-20.
Baca juga: 5 Cold Wallet Crypto Terfavorit di 2024
BNB adalah token transaksional yang diperlukan oleh proyek BEP-20 saat menyelesaikan biaya. BNB juga memiliki kasus penggunaan di bursa Binance; BNB menawarkan diskon 25% untuk komisi perdagangan standar.
Lebih lanjut, BNB juga merupakan mata uang crypto layer 1 yang mengalami deflasi. Ini karena Binance sering membakar token BNB, yang berarti token tersebut dihapus dari suplai yang beredar.
Ripple (XRP): Jaringan Pembayaran Layer 1 untuk Transaksi Lintas Mata Uang
Ripple adalah salah satu blockchain layer 1 yang asli; jaringan ini diluncurkan pada tahun 2012. Teknologi ini ditujukan untuk lembaga keuangan besar yang perlu bertransaksi secara internasional. Ripple menyederhanakan prosesnya, dengan transfer lintas batas yang membutuhkan waktu kurang dari lima detik untuk diproses.
Selain itu, biaya biasanya kurang dari satu sen dan jaringan dapat menangani hingga 1.500 transaksi per detik. Ripple sangat berguna untuk transaksi lintas mata uang, terutama ketika mentransfer dana ke negara-negara berkembang. Mata uang crypto asalnya, XRP, menyediakan likuiditas secara real-time.
Selain daftar lima layer 1 crypto list di atas, beberapa list lainnya seperti Cosmos (ATOM), Avalanche (AVAX), Cronos (CRO), Stellar (XLM), Polkadot (DOT), Kaspa (KAS), dan Sei (SEI) merupakan layer 1 crypto list yang patut untuk dipertimbangankan.
Seiring kita menjelajahi tahun 2024, layer 1 crypto list ini tidak hanya menjanjikan revolusi dalam ekosistem blockchain, tetapi juga membuka peluang baru bagi investor dan pengembang untuk menjadi bagian dari masa depan yang inovatif dan terdesentralisasi.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- BSC News. New L1 Blockchains to Watch. Diakses tanggal 18 Januari 2024
- Techopedia. 12 Best Layer 1 Crypto Projects to Watch in 2024. Diakses tanggal 18 Januari 2024