Kasus Solana: Membongkar Sisi Gelap Blockchain Monolitik
Jakarta, Pintu News – Perdebatan tentang skala blockchain telah berlangsung lama dalam industri kripto, memunculkan dua pendekatan berbeda: modular dan monolitik. Sementara Ethereum menganut pendekatan modular, Solana menjadi perwakilan dari pendekatan monolitik. Namun, model monolitik Solana menunjukkan beberapa kelemahan signifikan yang mempengaruhi desentralisasi dan ketahanannya. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Pendekatan Monolitik Solana
Pendekatan monolitik yang diadopsi oleh Solana mengusulkan menjaga semua transaksi dalam satu rantai, dengan meningkatkan jaringan melalui peningkatan perangkat keras, perangkat lunak, dan konsensus untuk meningkatkan throughput.
Keuntungan utamanya adalah pengalaman pengguna yang lebih baik; namun, pendekatan ini memiliki kelemahan mendasar yaitu tidak mungkin berhasil tanpa mengorbankan fitur esensial yang membuat blockchain menarik: desentralisasi dan ketahanan.
Di Solana, setiap transaksi, tidak peduli seberapa kecil nilainya, diberikan tingkat keamanan yang sama. Hal ini menimbulkan masalah ketika blok ruang yang aman menjadi terlalu murah, menyebabkan lonjakan permintaan dan kegagalan transaksi yang tinggi, seperti yang terjadi selama mania koin meme baru-baru ini. Pendekatan ini, meskipun berniat baik, seringkali tidak efisien dan tidak adil, karena berpotensi mengusir pengguna skala kecil.
Baca Juga: Rahasia Dibalik Lonjakan Harga Solana (SOL) yang Mengejutkan Pasar
Biaya dan Efisiensi Jaringan
Salah satu tantangan terbesar dalam pendekatan monolitik adalah bagaimana menyeimbangkan antara biaya rendah dan efisiensi jaringan.
Dalam kasus Solana, upaya untuk menjaga biaya transaksi rendah telah berdampak negatif, dengan memicu permintaan yang tidak terbatas dan meningkatkan frekuensi kegagalan jaringan.
Ini menunjukkan bahwa mencoba memaksimalkan kedua aspek ini seringkali berujung pada pengorbanan penggunaan blok yang lebih efisien dan adil.
Baca Juga: Volume Perdagangan DEX Solana Capai Rekor $2,85 Miliar, Naik Lebih dari 150%!
Masa Depan Blockchain Monolitik
Pendekatan Solana yang sangat mengandalkan peningkatan teknis untuk skala bisa berakhir dengan infrastruktur jaringan yang lebih terpusat dan kurang stabil. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keberlanjutan pendekatan monolitik jika kita menghargai desentralisasi dan ketahanan.
Meskipun Solana bekerja pada pasar biaya yang lebih baik dan lebih responsif, solusi ini dapat mengakibatkan pengguna kecil tersingkir di masa puncak, tanpa pilihan lain untuk beralih.
Kesimpulan
Solana memberikan contoh yang jelas tentang bagaimana pendekatan monolitik dalam skalabilitas blockchain dapat mengungkap kekurangan dalam mempertahankan desentralisasi dan ketahanan.
Meskipun pendekatan ini mungkin menawarkan keuntungan dalam hal pengalaman pengguna, biaya yang terlibat dan implikasi bagi pengguna kecil menunjukkan bahwa kita perlu memikirkan kembali bagaimana blockchain seharusnya berskala dalam jangka panjang.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Cointelegraph. Solana illustrates the dark side of monolithic blockchains. Diakses pada 30 April 2024.
- Featured Image: NewsBTC