Aplikasi Pembayaran Bitcoin Strike Siap Meluncur di Afrika!
Aplikasi pembayaran Strike yang berfokus pada Bitcoin memperluas layanannya ke benua Afrika. Jack Mallers, pendiri dan CEO perusahaan, mengumumkan peluncuran ini dalam sebuah posting blog pada hari Selasa (27/2/24).
Strike Africa akan menawarkan layanan pembelian dan penjualan Bitcoin (BTC) dan stablecoin dolar Tether (USDT), jalur masuk dan keluar mata uang fiat lokal, serta pembayaran global yang memanfaatkan jaringan Lightning Bitcoin, memungkinkan transaksi yang murah dan cepat untuk transfer dan pembayaran lintas batas.
Ekspansi Strike ke Afrika
Strike, yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan Zap yang berbasis di Chicago, adalah aplikasi pembayaran seluler yang mirip dengan Cash App atau Venmo tetapi menggunakan teknologi blockchain untuk mengirim dan menerima uang.
Baca juga: Strike Meluncurkan Pembelian Bitcoin ke Pengguna Global!
Perusahaan yang dimulai di AS dan El Salvador ini mengumumkan rencana tahun lalu untuk berekspansi ke lebih dari 65 negara, merambah pasar baru termasuk tidak hanya Afrika tetapi juga Amerika Latin, Asia, dan Karibia.
Afrika menghadirkan peluang besar untuk inovasi keuangan dan kebebasan ekonomi. Banyak negara di benua ini bergulat dengan tingkat inflasi yang tinggi dan mata uang yang terdevaluasi, sehingga menyulitkan orang untuk menabung dan membangun kekayaan.
Strike Africa akan menawarkan layanan kepada pelanggan untuk membeli dan menjual bitcoin (BTC) dan stablecoin dolar Tether (USDT), jalur masuk dan keluar mata uang fiat lokal, serta pembayaran global yang memanfaatkan jaringan Lightning Bitcoin, memungkinkan transaksi yang murah dan cepat untuk transfer dan pembayaran lintas batas.
Adopsi Kripto di Afrika
Adopsi kripto di Nigeria, pasar terbesar di Afrika, sangat tinggi karena orang-orang beralih ke aset digital sebagai lindung nilai terhadap devaluasi mata uang lokal. Naira Nigeria jatuh hampir 50% terhadap dolar AS bulan ini.
Bitcoin (BTC) dan stablecoin semakin diminati untuk tabungan dan pengiriman uang di negara-negara berkembang yang dilanda inflasi tinggi dan sistem keuangan yang rapuh seperti Argentina dan Turki.
Adopsi kripto di Afrika, khususnya di Nigeria, didorong oleh beberapa faktor. Pertama, Nigeria memiliki populasi muda yang melek teknologi dan cepat beradaptasi dengan teknologi baru.
Kedua, Nigeria memiliki ekonomi yang sedang berkembang pesat, yang menciptakan permintaan akan layanan keuangan yang lebih efisien dan terjangkau.
Baca juga: Bank-Bank di Afrika Selatan Siap Luncurkan Produk Crypto: Inovasi atau Spekulasi?
Ketiga, Nigeria memiliki tingkat inflasi yang tinggi, yang membuat mata uang lokal kurang menarik sebagai penyimpan nilai. Akibatnya, banyak orang Nigeria beralih ke kripto sebagai cara untuk melindungi kekayaan mereka.
Tantangan Strike di Afrika
Meskipun ada potensi besar, Strike juga akan menghadapi beberapa tantangan dalam operasinya di Afrika.
Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya infrastruktur keuangan yang memadai di banyak negara Afrika. Hal ini dapat membuat sulit bagi Strike untuk menyediakan layanannya kepada masyarakat di daerah pedesaan atau terpencil.
Tantangan lainnya adalah tingginya biaya internet di banyak negara Afrika. Hal ini dapat membuat sulit bagi orang-orang untuk mengakses aplikasi Strike dan menggunakan layanannya.
Selain itu, Strike juga harus bersaing dengan pemain lokal yang sudah mapan di pasar pembayaran digital Afrika. Beberapa pemain lokal ini termasuk M-Pesa, Airtel Money, dan Orange Money. Pemain lokal ini memiliki keunggulan dalam hal pangsa pasar dan pemahaman tentang pasar lokal. Strike harus bekerja keras untuk membedakan dirinya dari para pesaing ini dan membangun basis pelanggan yang kuat di Afrika.
Secara keseluruhan, peluncuran Strike Africa merupakan langkah penting dalam upaya untuk meningkatkan adopsi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya di Afrika. Strike menawarkan layanan yang aman, cepat, dan terjangkau yang dapat membantu orang-orang di Afrika untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan berpartisipasi dalam ekonomi global.
Namun, Strike juga akan menghadapi beberapa tantangan dalam operasinya di Afrika, termasuk kurangnya infrastruktur keuangan yang memadai, tingginya biaya internet, dan persaingan dari pemain lokal yang sudah mapan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Bitcoin Magazine. Strike CEO Jack Mallers Announces Expansion of Services into Africa. Diakses pada tanggal 29 Februari 2024
- CoinDesk. Bitcoin-Focused Payments App Strike Rolls Out Services to Africa. Diakses pada tanggal 29 Februari 2024
- Crypto News. Strike Launches Bitcoin Payment Services in Seven African Nations. Diakses pada tanggal 29 Februari 2024