Paul Krugman Dihujat Netizen, Inflasi “Hilang” Jika Harga Kebutuhan Pokok Diabaikan?
Paul Krugman, ekonom pemenang Nobel, menjadi sasaran troll netizen setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial. Ia menyatakan bahwa inflasi seolah-olah telah berakhir jika kita mengesampingkan biaya-biaya esensial seperti makanan, energi, perumahan, dan mobil bekas.
Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan yang menilai pendekatan Krugman tidak mencerminkan realitas ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Kritik Pedas dari Para Ahli
Jim Bianco, presiden dan strategis makro Bianco Research, menyebut metode Krugman sebagai ukuran yang sangat tidak masuk akal. Menurutnya, Krugman mengesampingkan 55% dari indeks yang seharusnya menjadi pertimbangan.
Chris Martenson, peneliti ekonomi, juga menyindir Krugman dengan mengatakan bahwa dengan mengesampingkan lebih banyak sektor, inflasi bisa dianggap nol persen.
Baca Juga: Rahasia di Balik Kesuksesan Tether: Strategi dan Masa Depan Keuangan Digital
Krugman, yang juga merupakan profesor emeritus ekonomi dari MIT dan Princeton, mengakui bahwa ia terlalu meremehkan dalam tanggapan awalnya. Namun, ia tetap bersikeras bahwa pertumbuhan harga telah mereda, dengan menunjuk pada indikator inflasi inti yang menunjukkan angka di bawah 3%.
Respon Krugman dan Realitas Inflasi
Dalam tanggapan lanjutannya, Krugman mengakui bahwa ia terlalu cepat dalam memberikan penilaian. Ia menjelaskan bahwa ia menggunakan ukuran yang sama di masa lalu dan ingin konsisten.
Banyak ekonom memang melihat ukuran inflasi inti yang mengesampingkan item volatil seperti energi, untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang pertumbuhan harga yang mendasarinya. Inflasi sempat melonjak hingga 9,1% tahun lalu, dipicu oleh lonjakan permintaan pasca-pandemi dan masalah rantai pasokan.
Sebagai respons, Federal Reserve menaikkan suku bunga dari hampir nol menjadi lebih dari 5% dalam waktu 18 bulan. Inflasi utama kini telah turun di bawah 4% selama empat bulan berturut-turut, namun tetap di atas target Fed sebesar 2%.
Implikasi bagi Konsumen Amerika
Konsumen Amerika menghadapi kenaikan harga yang cepat dan biaya pinjaman yang melonjak sejak musim semi tahun lalu. Mereka melihat harga barang-barang penting seperti makanan, bensin, dan perumahan naik, sementara suku bunga yang lebih tinggi telah meningkatkan pembayaran kartu kredit, pinjaman mobil, dan hipotek bulanan mereka.
Meskipun demikian, kekhawatiran akan resesi dan lonjakan pengangguran telah mereda dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini terjadi karena konsumen terbukti cukup tangguh dalam menghadapi tekanan finansial yang menimpa mereka.
Namun, Krugman tampaknya mendapat hujatan bukan hanya karena ukuran inflasi yang dipilihnya, tetapi juga karena sikapnya yang tampak mengabaikan kesulitan biaya hidup yang dirasakan banyak orang.
Paragraf Penutup
Kontroversi yang dihadapi Paul Krugman menunjukkan betapa sensitifnya isu inflasi bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Meskipun ada argumen teknis dalam analisis ekonomi, persepsi publik dan realitas yang dihadapi oleh konsumen tidak bisa diabaikan.
Pernyataan Krugman telah memicu diskusi yang lebih luas tentang bagaimana inflasi diukur dan dampaknya terhadap kehidupan nyata.
Baca Juga: Terobosan Baru Helium Network, HNT Cetak Rekor Tahunan!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Bitcoin.com. Economist Steve Hanke Blasts Nobel Laureate Paul Krugman’s “Global Phenomenon” Inflation Remark. Diakses pada tanggal 12 Desember 2023
- Business Insider. Paul Krugman’s Inflation Chart Shows Rising Prices for Food, Energy, Gas, and Housing. Diakses pada tanggal 12 Desember 2023