Meteora (MET): Token DeFi Baru di Ekosistem Solana yang Jadi Sorotan Pasar Crypto 2025
Jakarta, Pintu News – Meteora (MET) baru saja diluncurkan di jaringan Solana pada 23 Oktober 2025, dan langsung menjadi salah satu topik crypto yang paling banyak diperbincangkan. Proyek ini dikembangkan oleh tim di balik Mercurial Finance, dengan ambisi besar untuk merevolusi liquidity pool terdesentralisasi (DEX) melalui sistem dinamis dan integrasi mendalam dengan platform seperti Jupiter dan Moonshot.
Namun, debutnya yang diwarnai volatilitas ekstrem dan kontroversi hukum membuat harga MET jatuh lebih dari 70% hanya beberapa jam setelah peluncuran. Meskipun begitu, banyak analis menilai proyek ini masih memiliki potensi jangka panjang dalam ekosistem Solana yang tengah berkembang pesat.
Harga Meteora (MET) dan Penyebab Kejatuhannya
Berdasarkan data dari CoinMarketCap dan Bitget (2025), token MET sempat dibuka di atas US$0,60 (sekitar Rp9.970) sebelum akhirnya turun tajam ke US$0,46 (Rp7.643) dengan kapitalisasi pasar US$221 juta. Volume perdagangan melonjak tajam pada hari pertama, menandakan adanya tekanan jual besar-besaran dari peserta airdrop.
Menurut laporan Bitget, sekitar 48% pasokan token Meteora langsung beredar sejak awal, jumlah yang sangat besar untuk peluncuran proyek baru di Solana. Banyak penerima airdrop—termasuk pemegang token Mercurial dan penyedia likuiditas Jupiter—memutuskan menjual token mereka segera setelah diterima, menyebabkan sell-off masif yang mengguncang pasar.
Selain faktor ekonomi airdrop, gugatan hukum terhadap salah satu pendiri Meteora, Benjamin Chow, turut memperparah situasi. Ia dituduh terlibat dalam skema manipulasi harga beberapa token lain seperti $M3M3, $LIBRA, dan $MELANIA, yang dikaitkan dengan wallet berafiliasi ke keluarga Trump dan Presiden Argentina Javier Milei.
Baca Juga: 5 Prediksi Mengejutkan Ethereum (ETH) dari Robert Kiyosaki yang Bikin Crypto Diburu Whale
Fitur dan Teknologi Meteora di Ekosistem Solana

Meski peluncurannya kontroversial, dari sisi teknologi Meteora (MET) menawarkan pendekatan baru terhadap desentralisasi likuiditas di jaringan Solana. Beberapa fitur kunci yang dikutip dari whitepaper Meteora (2025) antara lain:
- Dynamic Liquidity Pools:
Berbeda dengan DEX tradisional, pool di Meteora dapat menyesuaikan biaya transaksi dan distribusi likuiditas secara algoritmik, meningkatkan efisiensi modal dan hasil bagi penyedia likuiditas. - Integrasi Ketat dengan Jupiter:
Jupiter sebagai agregator DEX terbesar di Solana menyediakan akses volume tinggi untuk Meteora, memperluas jangkauan perdagangan token. - Kolaborasi Strategis:
Meteora juga menggandeng Moonshot, Believe, dan Jup Studio untuk meluncurkan aset baru di dalam ekosistem Solana, mendorong pertumbuhan aktivitas on-chain.
Dalam 30 hari terakhir, Meteora mencatat pendapatan sebesar US$8,8 juta, menjadikannya salah satu protokol dengan aktivitas DeFi tertinggi di Solana meski pasar masih bearish.
Prediksi Harga MET: 2025–2030
Menurut analisis pasar yang disusun oleh Bitget Research (2025) dan CoinMarketCap, ada tiga skenario utama terkait potensi harga MET ke depan:
- Skenario Optimistis (Bullish)
Jika kasus hukum terselesaikan dan ekosistem DeFi Solana terus tumbuh, harga MET bisa pulih ke kisaran US$0,70–US$1,10 (Rp11.632–Rp18.279) dengan valuasi pasar mencapai US$1,1 miliar. - Skenario Moderat
Jika pertumbuhan tetap stabil tanpa ekspansi besar, MET diperkirakan akan bergerak di kisaran US$0,50–US$0,80 (Rp8.309–Rp13.294) hingga 2026. - Skenario Negatif (Bearish)
Jika masalah hukum berlanjut dan kepercayaan investor menurun, harga MET berpotensi turun di bawah US$0,25 (Rp4.154) dan likuiditas protokol menurun signifikan.
Untuk jangka panjang, proyeksi Bitget hingga 2030 memperkirakan harga MET dapat mencapai US$1,40 (Rp23.265) dengan ROI kumulatif sekitar +164%, jika Meteora berhasil memperluas utilitas token dan memperkuat kemitraan strategisnya di jaringan Solana.
Potensi Besar di Balik Kontroversi
Kasus Meteora menjadi pengingat bahwa pasar crypto sangat sensitif terhadap kepercayaan publik dan tata kelola proyek. Di balik kejatuhan harga yang tajam, banyak analis melihat nilai fundamental Meteora masih kuat, terutama dari sisi teknologi DeFi dan adopsi jaringan Solana yang semakin luas.
Namun, prospek jangka panjang MET sangat bergantung pada kemampuan timnya untuk memulihkan reputasi, menyelesaikan masalah hukum, dan membangun kembali kepercayaan komunitas. Jika berhasil, Meteora berpotensi menjadi salah satu altcoin DeFi paling menarik dalam siklus pasar berikutnya.
Baca Juga: Bisakah Hidup Hanya dari Crypto? Ini 3 Sumber Penghasilan & Tantangan yang Perlu Kamu Tahu
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
- Bitget. What Is Meteora (MET)? Diakses pada 29 Oktober 2025.
- CoinMarketCap. Meteora (MET) Token Data and Price Chart. Diakses pada 29 Oktober 2025.